BANYUWANGI - Pemerintah Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi menjadikan program ketahanan pangan sebagai sebuah peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanah Kas Desa seluas 6 hektar disulap menjadi kebun buah. Dalam dua tiga tahun ke depan lahan ini digadang menjadi Agro Sembada petik buah yang akan menyumbang pendapatan asli desa (PADes).
Kepala Desa Kelir, M. Indra Fajar Aulia mengatakan, ada dua program ketahanan pangan di desanya. Yakni bidang peternakan dan pertanian. Peternakan berupa ternak kambing dan pemberian pakan dan bibit perikanan pada kelompok masyarakat yang ada di Desa Kelir.
Saat ini Desa tersebut telah memiliki Ternak kambing sejumlah 50 ekor yang di tempatkan di Tanah Kas Desa atau biasa disebut tanah bengkok,” jelasnya, Jumat, 17 Januari 2025.
Dia menyebut, Desa kelir memiliki tanah bengkok seluas 6 hektar. Di lahan ini program ketahanan pangan bidang pertanian juga dijalankan. Bahkan di lahan tersebut ditanami berbagai tanaman buah-buahan. Mulai durian, alpukat, lengkeng hingga jambu. Total ada seribuan tanaman buah.
“Ternak kambing dan pertanian ini seluruhnya dikelola Bumdes (Badan Usaha Milik Desa), di dalam Bumdes sudah ada unit-unit yang mengelola,” tegasnya.
Untuk jenis durian yang ditanam, menurut Fajar, fokus pada dua jenis durian premium yang saat ini menjadi idola masyarakat. Yakni durian duri hitam, musang king dan ada sedikit durian jenis bawor. Sedangkan alpukatnya dari jenis miki dan jenis markus yang buahnya bisa mencapai 3 kg bahkan lebih.
Karena jenis tanaman tersebut memerlukan perawatan yang baik, menurutnya Bumdes sudah memiliki tim khusus untuk melakukan perawatan tanaman dan mengelola tanaman tersebut. Bumdes sudah menggandeng Dinas Pertaniuan untuk pendampingan.
Untuk tanaman alpukat diperkirakan dalam satu tahun lagi bisa berbuah. Sedangkan durian diperkirakan maksimal 2 tahun lagi sudah produksi. Nantinya, kawasan tersebut akan dikonsep menjadi Agro Sembada yang tidak hanya menghasilkan produksi berbagai buah. Tetapi juga bisa menjadi destinasi wisata petik buah.
“Kalau tanamannya sudah produktif diharapkan akan memberikan sumbangsih pada PADes yang nantinya bisa dikembalikan lagi sesuai kebutuhan pemerintah desa untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi