PACITAN - Dengan diantarkan orang tuanya, sebanyak kurang lebih 10 siswa-siswi Dusun Sempu, Desa Kemuning, Kecamatan Tegalombo Pacitan setiap hari harus melewati jalan dibawah lereng gunung yang longsor untuk sampai di sekolah. Mereka adalah siswa dan siswi SDN Kemuning 3 Desa setempat yang harus bertaruh nyawa demi menuntut pendidikan.
Bahkan para orang tua dan guru harus menggendong anak-anak melewati material longsor, hingga menyeberangi sungai yang terjal dan licin serta membahayakan.
''Ini jalan satu-satunya ke sekolah, bahkan kalau kondisi hujan lebat dan banjir kami terpaksa libur takut ada longsor lagi, "ujar siswi SDN Kemuning 3 Tiara Puja Lestari (21/2/23).
Kondisi ini terpaksa dilakukan para siswa karena akses jalan dan jembatan yang biasa mereka lalui terdampak longsoran dari Gunung Ijo sejak November 2022 lalu, dan belum ada pembenahan. Sedangkan jalur tersebut merupakan akses terdekat para siswa menuju sekolah.
Selain menghambat akses pendidikan, Sri Winarti warga setempat menambahkan, dampak longsoran sejak tahun lalu tersebut juga mengganggu akses ekonomi warga di 5 RT Desa setempat. Meski terdapat akses lain, namun jarakanya sangat jauh yakni harus memutar sekitar 10 kilometer.
"Ya kita terpaksa harus mengantar dan menjemput setiap hari, khawatir juga karena saat ini musim penghujan dan kontur tanah yang dilalui sekarang juga rawan terjadi longsor, " jelasnya.
Saat ini warga setempat hanya bisa berharap agar pemerintah daerah memberikan penanganan darurat, agar akses pendidikan dan ekonomi masyarakat setempat berjalan normal.
"Ini jadi akses vital warga sini, jadi saya harap Pemerintah Daerah segera melakukan penanganan, " pungkasnya.
Reporter: Edwin Aji
Editor: Vita Ningrum