SURABAYA - Surabaya secara resmi mendapatkan pengakuan internasional sebagai Kota Layak Anak Dunia akreditasi dari United Nations Children's Fund (UNICEF).
Tak hanya itu, Surabaya juga langsung tergabung dalam jaringan global Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama kota layak anak di seluruh dunia.
Dengan pengakuan tingkat dunia tersebut, Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang berhasil mendapatkannya. Ini sekaligus menjadi sejarah bagi anak-anak di Surabaya.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen nyata bahwa Surabaya telah memenuhi standar internasional dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi anak-anak.
Baca Juga : Komitmen Jadikan Surabaya Kota Ramah Anak, Pemkot Jalin Kerjasama dengan Unicef
Momen bersejarah bagi Kota Surabaya ini kemudian dirayakan dengan dihelatnya acara gelar wicara bertajuk "Building a Better Future: Surabaya's Steps Toward Global Child-Friendly Recognition", Rabu (25/9/2024).
Gelar wicara ini dihelat di Ruang Podcast Siarek FAS, Komplek Balai Pemuda, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, akademisi, dan masyarakat.
Pembicara utama dalam acara ini adalah Irvan Wahyudrajad (Kepala Bappedalitbang Surabaya), M. Isa Anshori (LPA Jatim), Aan Haryono (UNICEF), dan Andri Arianto (Sosiolog UINSA).
Para pembicara ini berbagai pandangan satu sama lain terkait pentingnya peran anak dalam pembangunan Kota Surabaya.
"Pengakuan resmi ini adalah hasil dari perjalanan panjang Kota Surabaya yang dimulai dengan komitmen kuat pada Child Friendly Cities Initiative (CFCI) sejak Bapak Wali Kota Surabaya mengirimkan surat inisiatif kepada UNICEF pada 13 September 2022 lalu," kata Irvan Wahyudrajad.
Lebih lanjut, Irvan juga merinci langkah-langkah yang diambil Surabaya dalam proses mewujudkan kota layak anak dunia. Terdapat lima langkah yang dilalui untuk mewujudkan hal tersebut.
Pembangunan infrastruktur menjadi langkah pertama yang dilakukan, seperti pembangunan Rumah Anak Prestasi (RAP) di empat wilayah di Surabaya.
Selain itu, dibangun juga pusat informasi sahabat anak, pembangunan 487 Puspaga Balai RW, pembangunan dua day care baru milik Pemkot Surabaya.
Keterlibatan anak-anak dalam proses pembangunan juga menjadi langkah penting. Secara aktif, anak-anak terlibat dalam berbagai forum publik dari tingkat kelurahan hingga kota.
Penghargaan Kota Layak Anak Utama sebanyak enam kali beruntun dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga menjadi salah satu langkah diakuinya Surabaya.
Kemudian, adanya kolaborasi multisektor yang melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas, dunia usaha, media, dan organisasi internasional untuk mendukung kebijakan dan program ramah anak.
Dalam kolaborasi ini, terdapat juga Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Kota Surabaya dan Jurnalis Sahabat Anak.
Langkah kelima dari keberhasilan mewujudkan kota layak anak dunia adalah penguatan kelembagaan dan kebijakan dengan menerbitkan dua Peraturan Wali Kota (Perwali) baru.
Terdapat Perwali Nomor 61 tahun 2024 tentang Mekanisme Penyelenggaraan Kota Layak Anak dan Perwali Nomor 62 tahun 2024 tentang Tata Cara dan Mekanisme Pemberian Perlindungan Khusus Kepada Anak.
Selain langkah-langkah di atas, Irvan juga menambahkan bahwa Pemkot Surabaya memfasilitasi anak-anak Kota Surabaya melalui program inovatif.
Salah satunya adalah Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya (Si TALAS) yang memungkinkan anak-anak terlibat langsung dalam proses pembangunan Kota Surabaya dari proses perencanaan, implementasi hingga monitoring dan evaluasi.
"Pengakuan ini sekaligus menjadi pengingat akan komitmen berkelanjutan Pemerintah Kota Surabaya untuk terus melindungi dan memajukan kesejahteraan anak-anak di masa yang akan datang," kata Irvan menambahkan.
Editor : Khasan Rochmad