Masih banyak masyarakat yang belum memahami waktu terbaik untuk mengonsumsi buah. Sebagian orang terbiasa menjadikan buah sebagai hidangan penutup setelah makan utama, sementara yang lain memilih memakannya lebih dahulu. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa makan buah sebelum makan utama justru memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal.
Alasan Mengkonsumsi Buah Setelah Makan di Sarankan
Jika dilihat dari sisi gizi dan pencernaan, buah mengandung serat, air, serta berbagai vitamin dan mineral yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Saat dikonsumsi sebelum makan, serat dalam buah membantu memperlancar kerja sistem pencernaan dengan menstimulasi gerakan usus. Hal ini membuat proses penyerapan nutrisi dari makanan berikutnya menjadi lebih efisien.
Selain itu, konsumsi buah di awal dapat membantu mengontrol nafsu makan. Serat larut yang terdapat dalam buah seperti apel, jeruk, dan pir mampu menimbulkan rasa kenyang lebih cepat. Dengan demikian, porsi makan utama bisa lebih terkendali, yang berdampak positif terhadap pengelolaan berat badan.
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Nutritional Science (2019) menyebutkan bahwa kebiasaan makan buah 20 hingga 30 menit sebelum makan utama dapat meningkatkan efisiensi metabolisme tubuh serta menurunkan risiko kelebihan berat badan. Studi tersebut juga menegaskan bahwa waktu konsumsi buah berpengaruh terhadap kadar gula darah pasca makan, di mana kadar glukosa cenderung lebih stabil pada individu yang mengonsumsi buah lebih dahulu.
Sementara itu, pedoman gizi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyarankan agar buah dan sayuran dikonsumsi secara teratur setiap hari dengan porsi seimbang, dan waktu terbaik untuk buah adalah di antara waktu makan atau sebelum makan besar. Hal ini berkaitan dengan proses pencernaan yang lebih cepat dan efisien, karena buah mudah dicerna dibandingkan makanan berlemak atau berprotein tinggi.
Kementerian Kesehatan RI melalui Pedoman Gizi Seimbang (2020) juga menganjurkan konsumsi minimal lima porsi buah dan sayur per hari. Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa makan buah sebelum makan utama dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian dan menjaga fungsi usus tetap baik.
Sebaliknya, mengonsumsi buah setelah makanan berat justru dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Lambung yang sudah terisi penuh akan memperlambat proses pencernaan, sehingga buah bisa mengalami fermentasi di dalam perut. Kondisi ini berpotensi menimbulkan rasa begah, kembung, dan produksi gas berlebih.
Meski begitu, waktu terbaik makan buah tetap dapat berbeda bagi tiap individu. Bagi penderita gangguan lambung seperti maag, disarankan untuk memilih buah rendah asam seperti pisang, pepaya, atau melon. Buah-buahan tersebut aman dikonsumsi sebelum makan karena tidak meningkatkan produksi asam lambung secara signifikan.
Selain memperhatikan waktu, cara konsumsi buah juga penting untuk diperhatikan. Buah segar tanpa tambahan gula atau sirup lebih disarankan dibandingkan jus kemasan atau buah olahan yang mengandung pemanis tambahan. Kandungan gula alami dalam buah tetap perlu diwaspadai, terutama bagi penderita diabetes atau yang sedang menjalani program diet tertentu.
Dengan demikian, pola makan yang seimbang antara buah, sayur, protein, dan karbohidrat kompleks menjadi kunci menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Makan buah sebelum makan utama bukan hanya membantu proses pencernaan, tetapi juga menjadi kebiasaan kecil yang memberikan dampak besar terhadap keseimbangan gizi dan metabolisme tubuh. (Fadillah Putri Pri Utari)
Editor : M Fakhrurrozi



















