Pendidikan, pengangguran, dan infrastruktur masih menjadi masalah utama di Jawa Timur. Dalam Pilkada 2024 ini, masyarakat tentu berharap akan hadirnya pemimpin yang tidak hanya peduli, tetapi juga memahami tantangan yang dihadapi rakyatnya. Pemimpin yang mampu mendengar dan membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan masyarakat, itulah yang menjadi harapan besar.
Pemilihan kepala daerah menjadi momentum penting untuk menentukan masa depan Jawa Timur. Pemimpin yang terpilih diharapkan mampu mengatasi ketimpangan sosial, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta meningkatkan kualitas ekonomi dan layanan publik yang merata. Namun, di balik harapan-harapan tersebut, tantangan nyata seperti politik uang masih menjadi ancaman serius yang merusak kualitas demokrasi.
Praktik korupsi dalam pemilu melemahkan sistem demokrasi, sebab pemilih sering kali terpengaruh oleh janji-janji materi. Akibatnya, calon pemimpin yang terpilih bukanlah yang terbaik, melainkan yang berhasil 'membeli' suara. Untuk itu, penting bagi kita sebagai pemilih untuk lebih bijak dan teliti. Memeriksa rekam jejak dan latar belakang calon pemimpin sangat krusial agar kita dapat memilih sosok yang berintegritas.
Integritas adalah kunci. Pemimpin yang berintegritas akan memimpin dengan transparansi dan kebijakan yang bijaksana. Dengan memeriksa latar belakang calon, kita bisa menilai apakah mereka memiliki rekam jejak buruk seperti korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, kita juga bisa menilai sejauh mana visi dan misi mereka relevan untuk mengatasi masalah di Jawa Timur.
Baca Juga : Survei Poltacking: Khofifah-Emil 68,4%, Risma-Gus Hans 24,2%, LUMAN 3,8℅
Pemimpin yang memahami kebutuhan daerahnya akan lebih mampu mengambil kebijakan yang efektif dan solutif. Maka dari itu, pilihlah dengan cermat, periksa rekam jejak, dan pastikan calon pemimpin benar-benar berkomitmen mendengar suara rakyat. Hanya dengan begitu, harapan perubahan dan kemajuan bagi Jawa Timur bisa terwujud. (*)
*) Haneystika Flamboyan, seorang mahasiswa sastra yang mencintai jus alpukat. Bercita-cita menjadi penulis, karena ingin fotonya tercetak di halaman belakang buku (Kecil-Kecil Punya Karya) KKPK yang dibacanya waktu kecil. Sederhana namun penuh makna, karena setiap coretan pasti memiliki arti.
Baca Juga : Survei ARCI Pilgub Jatim: Khofifah-Emil Unggul di Wilayah Mataraman
**) Penulis adalah salah satu peserta magang JTV Digital periode September-Desember 2024.
Editor : Iwan Iwe