BLITAR - Ratusan petani dan warga yang tergabung dari empat kecamatan dan dua puluh satu desa menggelar aksi demonstrasi di area pertambangan pasir, Desa Kali Putih, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aktivitas pertambangan yang dinilai merusak lingkungan. Para demonstran mendesak pengelola tambang untuk segera menghentikan operasionalnya.
Aksi ini dipicu oleh kekhawatiran warga akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan. Para petani dan masyarakat setempat mengaku geram dengan keberadaan alat berat yang terus beroperasi. Mereka menilai aktivitas tambang telah menyebabkan longsor serta membuat air sungai menjadi keruh. Hal ini mengganggu sistem irigasi pertanian dan pasokan air bersih warga.
“Kami sudah tidak tahan lagi dengan dampak yang ditimbulkan. Air sungai yang keruh membuat irigasi pertanian terganggu, dan kebutuhan air bersih warga juga terancam,” ujar Armuji, Koordinator Lapangan Aksi.
Aksi sempat memanas ketika mediasi antara pengelola tambang dan perwakilan petani tidak menemukan titik terang. Meskipun tambang pasir yang dikelola oleh CV Barokah 94 ini memiliki izin legal, masyarakat menilai aktivitas tersebut sangat merugikan petani dan warga sekitar.
Baca Juga : Siswi SMP di Blitar Jadi Korban Bullying Akibat Cemburu, Aksi Keji Terekam Video
Aditya, perwakilan pengelola tambang, menyatakan bahwa pihaknya telah mematuhi semua peraturan yang berlaku. Namun, warga menuntut lebih dari sekadar kepatuhan administratif. Mereka meminta tambang ditutup secara permanen dan alat berat segera dipindahkan dari lokasi.
“Kami berharap tambang ini ditutup selamanya. Alat berat harus segera dihentikan dan dilarang beroperasi di kawasan ini,” tegas Armuji.
Aksi ini menjadi sorotan publik dan memunculkan pertanyaan tentang keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan kelestarian lingkungan. Warga berharap pemerintah daerah dapat turun tangan dan mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan persoalan ini. (Qithfirul Aziz)
Editor : JTV Kediri