SURABAYA - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya memutuskan menunda keberangkatan Ahmad Sadin (90), calon jemaah haji asal Jember dari Kloter 32, karena mengalami gejala demensia. Sadin sempat mengamuk dan memaksa pulang saat tiba di asrama haji, Sabtu (10/5). Sejumlah petugas berusaha menenangkannya sebelum merujuknya ke RSUD Menur Surabaya.
Setelah menjalani pemeriksaan, Ahmad Sadin diperbolehkan kembali ke asrama haji. Ia kini beristirahat di kamarnya. Namun, tim kesehatan memutuskan bahwa ia belum layak berangkat ke Tanah Suci karena kondisinya belum stabil secara psikologis. Istrinya, Jumanti, yang seharusnya berangkat bersamanya, juga ikut ditunda keberangkatannya.
“Kondisi fisiknya cukup bagus. Namun kami masih menunggu pemulihannya. Jika sudah membaik dan secara medis layak terbang, mereka bisa bergabung dengan kloter berikutnya,” ujar Rosidi Roslan, Ketua Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, Senin (12/5).
Selain Ahmad Sadin, calon jemaah haji lain asal Jember dari kloter yang sama, Enjo Endin Parmo juga mengalami demensia. Ia sempat memaksa pulang untuk menengok sapinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Enjo mengalami demensia ringan. Ia diizinkan berangkat karena dinyatakan stabil dan dalam pendampingan keluarga.
Demensia adalah kondisi penurunan fungsi otak yang memengaruhi daya ingat, berpikir, dan perilaku. Gejalanya bisa berupa kebingungan, perubahan suasana hati, hingga hilang orientasi tempat dan waktu.
Rosidi Roslan mengatakan, demensia banyak dialami oleh jemaah lansia dan umumnya disebabkan oleh kelelahan fisik maupun stres menjelang keberangkatan. Karena itu, ia mengimbau agar jemaah lansia beristirahat yang cukup sebelum masuk asrama. Ia berharap seluruh jemaah, terutama lansia, memperhatikan kesehatan fisik dan mental agar dapat menunaikan ibadah haji dengan lancar dan aman.