LUMAJANG - Saat pagi hari, berada di dekat wilayah Lapas kelas II B Lumajang, suara bacaan ayat suci Al Qur'an terdengar nyaring.
Hal tersebut merupakan kegiatan pesantren At Taubah di lapas setempat, dimana saat pagi hingga siang hari, warga binaan melakukan pembelajaran membaca Al Qur'an mulai tartil, tahfid hingga qiroah.
"Pesantren At Taubah ini telah berdiri 20 Oktober 2021 lalu, tiap hari kami melakukan pembelajaran agama islam dengan bantuan para ustad dari Kementerian Agama Lumajang,"Jelas Endra Suwartono, Kasubsi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kelas II B Lumajang.
Di dalam area lapas ada tempat terpisah sebuah bangunan berukuran sekitar 6 kali 4 meter, yang menjadi sumber suara ayat-ayat Al Qur'an terdengar di hampir seluruh wilayah lapas, titik dimana pusat pembelajaran berbagai ilmu-ilmu agama Islam di lakukan.
Terlihat hampir memenuhi setiap sudut ruangan, dipenuhi para warga binaan yang khusyu' mengikuti pembelajaran dari para ustad pesantren.
"Ada sekitar 105 napi yang ikut, itu mereka-mereka yang telah menjalani setengah masa hukumanya, memang kami anjurkan untuk mereka," tambah Endra.
Sementara itu Abdul Wahid, ustad di Pesantren At Taubah Lapas Kelas II b Lumajang mengatakan jika dirinya sangat antusias dan senang melakukan pembelajaran di pesantren lapas, hal tersebut berkat sambutan hangat dari para napi dan rasa kesungguhan belajar dari warga binaan.
"Alhamdulilah mereka benar-benar menyambut pembelajaran dengan baik, mereka ramah, pada intinya kami berkeluarga dengan mereka,"jelasnya.
Wahid juga menambahkan jika dalam pesantren tersebut mempelajari berbagai bidang ilmu diantaranya bidang ilmu Al Qu'an mulai membaca, menulis, tartil dan qiroah, serta bidang lainya mulai ilmu hadist, fiqih, akidah ahlaq dan lainya.
"dari semua yang diajarkan pada intinya semoga ilmu yang didapat bisa memberikan pembinaan akhlak dan pedoman agama Islam sebagai bekal saat para narapidana kembali menjalani kehidupan bermasyarakat,"terangnya.
Senada dengan itu salah satu warga binaan ya yang menjadi santri lapas, Faris narapidana asal Kabupaten Jember mengakusenang dengan adanya pesantren lapas itu, menurutnya pesantren lapas telah memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menyadarkan akan aturan dan pedoman nilai-nilai kehidupan.
"Semoga apa yang dipelajari bisa terus kami lakukan, kami amalkan sampai kami kembali ke rumah nanti," Jelasnya.
Reporter:Yongki Nugroho
Editor:Vita Ningrum