MAGETAN - Serangan hama Burung menyerang tanaman padi di Kabupaten Magetan. Serangan hama ini membuat petani resah. Pasalnya, serangan hama ini bisa membuat petani gagal panen.

Agar ancaman gagal panen tak terjadi, para petani menjaga sawah dari serangan hama Burung. Hal tersebut dilakukan petani di Desa Pragak, Kecamatan Parang.

Hampir sebulan terakhir, sejak pagi hingga sore, para petani bahu-membahu mengusir burung agar padi yang siap panen tidak habis dimakan.

Berbagai cara dilakukan, mulai dari membuat alat sederhana dari plastik dan kaleng bekas hingga menjaga secara manual dengan suara-suara pengusir. Namun, upaya ini belum sepenuhnya ampuh menghalau burung yang datang berkelompok.

Muji, salah seorang petani setempat mengaku cemas karena serangan hama burung bisa menyebabkan kerugian besar.

“Kalau tidak dijaga terus, padinya habis dimakan burung. Setiap hari kami harus ke sawah untuk mengusir, kalau sampai gagal panen rugi sekali,” ujarnya. 

Ia menambahkan, masalah hama bukan hanya datang dari burung, melainkan juga dari serangan lain yang makin sering muncul.

“Selain burung, kami juga sering menghadapi hama wareng dan walang. Sekarang burung makin banyak menyerang dan biasanya serangan baru muncul saat musim panen, bahkan waktu hujan tidak ada. Ini sudah panen keempat, dan kalau terus diserang, omzet pasti turun. Biasanya bisa dapat tujuh kuintal, tapi sekarang menurun drastis,” jelasnya.

Serangan hama burung ini umumnya terjadi saat musim tanam ketiga atau keempat, ketika sumber pangan alami di lingkungan sawah mulai berkurang. Kondisi tersebut membuat petani semakin kesulitan, apalagi hingga kini belum ada solusi yang benar-benar efektif.

Petani hanya bisa berharap cara tradisional mengusir burung dapat bertahan hingga masa panen tiba. Namun tanpa adanya solusi jangka panjang, ancaman serangan hama burung dikhawatirkan akan terus menghantui setiap musim tanam di Magetan. (Ramdhan Rio/Fadillah Putri)