SURABAYA - Kasus meninggalnya Dini Sera Afriyanti atau DSA (29) yang ditemukan tergeletak di sebuah basemen mulai terkuak. Korban diduga dianiaya oleh kekasihnya sebelum tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura Alfaraug. Karena itu, pihak keluarga langsung melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Surabaya.
"Kami saat ini sudah melakukan upaya hukum di Polrestabes Surabaya untuk melaporkan saudara R atas dugaan penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain," katanya, Kamis (5/10/2023).
Dimas juga membeberkan fakta-fakta yang memperkuat dugaan bahwa korban dianiaya sebelum tewas. Sebelum teregeletak di basemen, korban dan terduga pelaku sempat terlibat perselisihan di Blackhole KTV.
Baca Juga : Komunitas Rider BMX Surabaya Gelar Ngabuburide untuk Sosialisasi Olahraga Ekstrem
Bahkan, ada upaya dari terduga pelaku untuk meninggalkan DSA di basemen Landmarc Mall mengingat ada bekas ban di lengan korban.
"Ada dugaan kuat sengaja meninggalkan saudara Andini karena di lengan sauadra Andini sebelah kanan ada bekas ban," tegasnya.
Dimas juga mengaku kecewa dengan sikap dengan petugas keamanan di Landmarc Mall yang meminta kepada terduga pelaku untuk segera membawa DSA pergi. Seharusnya mereka melakukan upaya preventif.
Baca Juga : Omah Tua Coffee And Library: Cafe Tersembunyi dengan Sentuhan Sejarah dan Literasi
"Menurut saya sangat tidak benar karena dia sudah melihat orang atau perempuan tidak sadarkan diri harusnya melakukan upaya preventif," lanjut Dimas.
Anak Anggota DPR
Lebih lanjut, Dimas juga mengungkap identitas terduga pelaku berinisial R. Ia mengatakan bahwa terlapor merupakan anak anggota DPR RI yang memiliki hubungan spesial dengan DSA.
Baca Juga : Disperpusip Jatim Pamerkan Literatur Karya Ulama Nusantara di Masjid Al-Akbar Surabaya
"R ini adalah anak salah satu pejabat, anggota dewan di DPR RI," Dimas menambahkan.
Status terduga pelaku sebagai anggota DPR RI diakui menjadi perhatian tim kuasa hukum. Karena terlapor seharusnya terlapor menjadi muruah dari keluarganya.
"Dari sisi kemanusiaan, tindakan yang dilakukan terhadap Andini sangat tidak manusiawi," tandas Dimas. (Bagus Setiawan)
Editor : A.M Azany