PACITAN - Tingkat pengangguran terbuka atau TPT Kabupaten Pacitan mencapai 1,83 persen atau 7.207 jiwa. Sayangnya keberadaan balai latihan kerja atau BLK sebagai fasilitas penunjang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Nasib BLK milik pemerintah pusat di Pacitan begitu miris. Lantaran jarang dipakai, sejumlah alat dan bangunan rusak. Kalangan legislatif menyayangkan pemkab setempat yang belum memahami fungsi strategis BLK.
‘’Aset Kementerian Perdagangan ini diberikan kepada pemkab. Tapi belum berjalan sebagaimana mestinya,’’ kata Ketua Komis III DPRD Pacitan Anung Dwi Ristanto usai sidak di BLK, Jaten, Sidoharjo Selasa, (05/03/24) pagi.
Karena itu, wakil rakyat minta gedung tersebut dimaksimalkan fungsinya. Sebab, menurut dia, jumlah lapangan kerja di negeri ini cukup besar. Namun karena kompetensi yang dibutuhkan pasar tidak sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia, sehingga terkesan cukup banyak pengangguran.
Baca Juga : Bisnis Kerajinan Clay dari Pacitan Tembus Pasar Asia Tenggara
Sehingga, peran penting BLK tidak hanya meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja, namun juga bisa menghasilkan calon wiraswasta yang justru mampu menciptakan lapangan kerja.
‘’Agar menghasilkan tenaga kerja yang layak dan berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran,’’ sebutnya.
Gedung yang dibangun pemerintahan pusat tersebut juga rusak di sejumlah bagian. Dia berharap, setelah diperbaiki bisa dimanfaatkan untuk pelatihan penunjang skill. ‘
Baca Juga : Pacitan Peringkat ke-4 di Jawa Timur Angka Kematian Tertinggi Akibat Laka Lantas
’Terkait perawatan dan fasilitas butuh pemikiran ke depan, yang lebih penting bukan bangunannya tetapi keberlangsungan pelatihan masyarakatnya,’’ ujarnya.
Dia menambahkan, tahun ini pemkab banyak membuka pelatihan kerja. Pun, peminatnya dinas perdagangan dan tenaga kerja (disdagnaker) cukup tinggi. Namun, dari 11 kelas hanya tujuh yang dapat terakomodasi karena keterbatasan anggaran.
‘’Nanti kami komunikasikan di PAK (perubahan anggaran keuangan) 2024 supaya terpenuhi,’’ jelasnya.(Edwin Adji)
Editor : M Fakhrurrozi