Nama besar orang tua seringkali dimanfaatkan anak bertingkah.
Sepertinya itupula yang sedang dimanfaatkan Ali Mannagalli Parawansa putra
bungsu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Di usianya yang terbilang masih sangat muda dan
minim pengalaman perpolitikan, dirinya langsung mendapatkan mandat sebagai
Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim, dilantik langsung oleh Ketua Umum Demokrat Agus
Harimurti Yudhoyono, pada 22 April 2022 lalu.
Serta diberikan mandat sebagai ketua forkom
Milenial Demokrat Jatim. Tidak sampai satu tahun ia mengemban jabatan tersebut,
Ali memposting video yang menyatakan dirinya keluar dari partai yang dipimpin
Emil Elestianto Dardak itu untuk wilayah Jatim.
Unggahan video di akun pribadi Ali yang
mengatakan jika dirinya keluar dari DPD Demokrat Jatim, serta ada unggahan
surat pengunduran dirinya.
Pengurus DPD Demokrat Jatim secara tegas
memastikan jika anak kandung Khofifah itu keluar dari partai. Kondisi itu malah
dimanfaatkan beberapa partai lain. Berharap Ali akan berlabuh ke partainya.
Kondisi itu ternyata tidak membuat Emil naik
darah. Ia sangat santai menanggapi keluarnya Ali dari partainya. “Keputusannya
(Ali Mannagalli Parawansa) harus kita hargai,” kata Emil, saat ditemui di
Gedung Negara Grahadi.
Secara pribadi, Emil mengakui bahwa, sering
berkomunikasi dengan Khofifah terkait karir planning Ali. “Secara personal,
komunikasi di belakang layar itu yang banyak orang tidak mengetahui sebenarnya.
Jalur akademis dan profesional itu banyak dibahas,” tegasnya.
Karena itu, suami Arumi Bachsin ini, sangat
mendukung keputusan yang diambil Ali. Dirinya tidak mau melarang semua
keputusan yang diambil oleh politisi muda itu. Ia tidak mau, karena dirinya
sebagai ketua partai, lantas dirinya melarang kepergian Ali.
“Pengunduran diri ini sesuatu yang sah. Jika
niat saya tulus mendukung sebagai seorang adik yang dititipkan ke saya oleh ibu
(Khofifah) untuk dibina, jadi saya melihatnya bukan sebagai afiliasi partai.
Tapi personal. Ia masih usia 22 tahun loh,” bebernya.
Sementara itu, Agus Mahfudz Fauzi pengamat
politik dari Unesa menuturkan, Ali hanya bermodal percaya diri sebagai anak
dari Gubernur Jatim. Selain itu, tidak ada. Bahkan, tidak ada prestasi yang
dibuat selama setahun menjadi wakil ketua DPD Demokrat Jatim.
“Seharusnya, dengan jabatan yang diberikan
partai, mas Ali ini harus fokus membesarkan partai dan dirinya. Berkarya dengan
jabatan yang diberikan. Sehingga, dapat mempermudah ia dan partainya,” bebernya.
Menurutnya, Ali masih sangat labil. Bahkan ia
menilai bahwa, Ali merasa semua partai membutuhkan dirinya. “Padahal yang
dibutuhkan partai itu adalah, siapa yang memiliki modal sosial besar. Selain
modal kapital lainnya,” bebernya.
Bermodalkan nama besar orang tua juga,
menurutnya bukan modal utama. Apalagi, untuk persiapan kontestasi pemilu 2024
nanti. Dengan sikap seperti itu, ia memprediksikan bahwa, akan merugikan
dirinya dan partai yang dimasukinya nanti.
Editor : Vita Ningrum