KEDIRI - Sejumlah pasar tradisional di kota Kediri kini sudah menerapkan pembayaran non tunai. Namun sepekan setelah di launching, masih ada kendala yang dihadapi yaitu masyarakat belum terbiasa bertransaksi, tanpa menggunakan uang sebagai alat pembayaran.
Tidak hanya di pasar modern, super market ataupun mini market, kini warga kota kediri sudah bisa melakukan transaksi jual beli non tunai di pasar tradisional. Tinggal menscan barcode dengan handphone yang ada dilapak pedagang, kita tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk melakukan pembayaran.
Namun karena program digitalisasi pasar, dengan pembayaran elektronik berbasis Quick Response Code Indonesia Standard atau Qris ini, baru di launching pekan lalu di Pasar Banjaran, masih ada kendala yang dihadapi dilapangan.
Muhammad Ikhwan Yusuf Direktur Perumda Pasar Joyoboyo mengatakan terkait kendala yang dihadapi, masyarakat belum terbiasa melakukan transaksi non tunai, apalagi bagi ibu-bu yang telah lanjut usia. Namun saat ini terus dilakukan sosialisasi, dan pemberian pemahaman ke warga.
Baca Juga : Penggunaan QRIS di Kediri Meningkat Pesat, CIMB Niaga Optimalkan Layanan Digital
"Penggunaan Qris di pasar tradisional di kota Kediri sendiri, sudah diterapkan di tiga pasar tradisional yaitu Pasar Banjaran, Pasar Setono Betek dan Pasar Pahing," ujar Direktur Perumda Pasar Joyoboyo, Muhammad Ihwan Yusuf.
Sementara itu, Binti salah satu pedagang Pasar Banjaran kota Kediri mengatakan dengan menggunakan Qris sebenarnya mudah. Tetapi masih banyak pembeli yang belum mau menggunakannya, sehingga Ia juga masih menerima pembayaran tunai.
Digitalisasi pasar di kota Kediri, akan terus diperluas tidak hanya untuk mengimbangi kemajuan teknologi, namun juga menghadirkan kemudahan dan efisiensi dari sisi pembayaran.
Baca Juga : Pembayaran Non Tunai Sudah Diterapkan Di Pasar Tradisional
Reporter: Beny Kurniawan
Editor : Vita Ningrum