BLITAR - Memasuki musim penghujan, para perajin keripik gadung di Dusun Sadeng, Desa Karang Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, terpaksa menghentikan aktivitas produksi mereka. Hal ini disebabkan karena proses pengeringan yang masih sangat bergantung pada sinar matahari menjadi terganggu.
Selain kendala pengeringan, musim hujan juga membuat bahan baku gadung tidak dapat diproses dengan optimal. Gadung yang terkena air hujan berisiko menjadi beracun, sementara umbi gadung yang diolah di musim hujan cenderung menghasilkan keripik dengan tekstur keras.
Oleh karena itu, bagi banyak perajin, produksi keripik gadung merupakan aktivitas musiman yang hanya dilakukan pada musim kemarau panjang. Saat itulah ketersediaan sinar matahari terjamin, sehingga kualitas dan keamanan produk dapat terjaga.
Adib, salah satu perajin setempat, mengonfirmasi bahwa produksi telah dihentikan sejak seminggu terakhir seiring dengan datangnya musim penghujan. "Kami akan kembali berproduksi ketika musim kemarau tiba," ujarnya.
Baca Juga : Warga Sanankulon Blitar Protes Penutupan Jalur Perlintasan Kereta Api
Ia juga menambahkan bahwa harga jual keripik gadung cenderung mengalami kenaikan akibat berkurangnya stok produksi.
Sambil menunggu musim kemarau yang masih beberapa bulan ke depan, sebagian perajin memilih untuk beralih mencari pekerjaan lain guna tetap mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. (Moch. Asrofi)
Editor : JTV Kediri



















