KOTA BATU - Museum Reenactor Ngalam yang penuh dengan sejarah, kini kembali dibuka setelah pandemi covid-19.
Acara Re-Opening Museum Reenactor Ngalam yang mengusung tema "Tiliek Djaman Mbiyen”, digelar pada Sabtu (15/6/2024) malam.
Acara tersebut berlangsung dengan meriah, pasalnya masyarakat yang hadir disuguhkan dengan beragam hal menarik. Seperti jajanan jaman dahulu, pameran, games & doorprize, hingga penampilan teatrikal dari Komunitas Reenactor Ngalam serta band Kosatos dan Okientertain.
Pembukaan kembali Museum Reenactor Ngalam merupakan hasil kolaborasi antara Mahasiswa Kelompok Divergent Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan Komunitas Reenactor Ngalam.
Project Manager Kelompok Divergent Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM, M.Chafid Mubasyir menjelaskan bahwa Rangkaian acara ini bertujuan untuk memperkenalkan wajah baru dari Museum Reenactor kepada publik khususnya anak-anak sebagai sarana edukasi.
"Jadi, kolaborasi kami itu memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan minat sejarah khususnya untuk anak anak dan generasi mendatang," katanya.
Chafid menilai bahwa Pada tahun 2017 lalu setelah museum ini dibuka, jumlah pengunjungnya masih terbilng minim. Oleh sebab itu, ia bersama 7 rekannya yang tergabung dalam kelompok Divergent berkolaborasi dalam membantu melakukan sosialisasi dan branding terhadap museum tersebut.
"Oleh karena itu, kami hadir untuk berkolaborasi dengan Komunitas Reenactor untuk membranding kembali Museum Reenactor agar lebih dikenal oleh masyarakat secara luas. Karena Museum Reenactor sangat memiliki potensi untuk menjadi sarana edukasi bagi anak anak," jelasnya.
Chafid juga turut melakukan kerjasama dengan 12 Sekolah Dasar untuk menjadikan Museum Reenactor sebagai salah satu lokasi outing class. Nantinya, para siswa SD tersebut akan diperkenalkan dengan sejarah maupun properti di Museum Reenactor.
"Kami memilih Museum Reenactor karena museum ini memiliki properti yang 1:1 dengan aslinya. Yang mana disini bisa untuk mempelajari soal sejarah yang ada, tentang properti apa saja yang digunakan saat perang dahulu," tuturnya.
Nantinya, lanjut Chafid, program branding itu tidak hanya berupa event. Melainkan juga wisata edukasi yang berlanjut digelar secara bertahap. Terlebih, hal ini juga selaras dengan metode pembelajaran Kurikulum Merdeka.
"Tidak berhenti dengan event ini saja, kami juga turut membantu untuk membuat museum reenactor sebagai wisata edukasi bagi anak anak sekolah dasar. Hal ini tentunya juga untuk menyelaraskan dan mensukseskan kurikulum merdeka,"
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Reenactor Ngalam Eko Setiawan mengatakan Museum Reenactor Ngalam merupakan sebuah museum yang didirikan dan dikelola oleh Komunitas Reenactor Malang. Komunitas Pecinta Sejarah dengan konsep “Historical Reenactment”, yang mengusung ide reka ulang adegan sejarah masa lampau.
Semakin tingginya tantangan globalisasi melahirkan inovasi serta semangat Divergent untuk menjadikan Museum Reenactor Ngalam sebagai museum edukatif yang dapat dikunjungi oleh wisatawan serta menjadi media untuk belajar anak sekolah dasar di Kota Malang.
“Saat ini mulai banyak anak bangsa yang memiliki krisis rasa nasionalisme akibat perkembangan globalisasi. Tentu saja kita harus berupaya meningkatkan rasa nasionalisme anak bangsa untuk tetap mempertahankan sejarah Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, dalam pembukaannya juga turut mengundang Analis Kesenian dan Kebudayaan Daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Rendra Fatrisna Kurniawan. Pada kesempatan itu, Rendra Fatrisna Kurniawan turut mengapresiasi digelarnya event tersebut.
"Saya sangat mendukung digelarnya event seperti ini. Saya berharap event tiliek djaman mbiyen ini tidak hanya berhenti sampai disini, kalau bisa ya menjadi event rutin. Semoga saja kedepan ada lagi event seperti ini yang sesi kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Karena event seperti ini sangat bagus sekali untuk generasi muda," ungkapnya.
Menurut Farid, melalui event seperti ini nantinya bisa lebih mengenalkan sejarah kepada generasi muda.
"Terbukti pada event kali ini saja yang datang banyak dari kalangan generasi muda. Harapannya anak anak muda bisa tau sejarah, kemudian juga tau tentang banyak hal dari museum reenactor ini baik dari event yang digelar maupun dari koleksi yang ada di museum," tutupnya.(Rafli Firmansyah)
Editor : M Fakhrurrozi