SURABAYA - Minimnya pengetahuan terkait hip arthroscopy (pembedahan pinggul) di Indonesia, membuat dokter asal Malaysia memberikan workshop terkait metode tersebut di Tunjungan Plaza, Sabtu (4/3/23).
Prof dr Ruslan Nazaruddin Simanjutak dokter asal Alty Orthopaedic Hospital, Kuala Lumpur, Malaysia menyebut dokter di Indonesia belum banyak tahu kasus hip arthroscopy.
"Padahal kasusnya bisa jadi banyak. Cuma ya itu, sulit ditemukan karena banyak dokter ortopedi berpikir bahwa sakit di bagian pinggul bukan mengarah ke sana," urainya saat ditemui usai workshop.
Sebab banyak ditemukan keluhan pasien yang mengalami sakit di area pinggul, didiagnosa sakit di tulang belakang. Sehingga proses penyembuhannya justu lebih lama karena tidak tepat sasaran.
Biasanya untuk mempelajari kasus pembedahan tulang pinggul dokter ortopedi menggunakan kadaver (mayat) terlebih dahulu. Untuk memastikan titik bedahnya tepat sasaran.
Prof Ruslan mencatat, baru dua dokter Indonesia yang memiliki keterampilan dalam hal hip arthroscopy. "Satu di Jakarta, satu lagi di Bandung. Di Surabaya, baru kali ini workshop sama dokter Unair."
Lebih lanjut, dalam catatannya, kasus hip arthroscopy selama 10 tahun terakhir di Malaysia mencapai dua orang. Diakuinya kasus tersebut cenderung sulit dikerjakan, karena selama ini dokter ortopedi lebih banyak menemukan kasus di area lutut dan bahu.
Dirinya menyebut banyak kasus hip arthroscopy kemungkinan dialami oleh atlet seperti atlet sepak bola, lari, lompat, dan badminton.
"Satu pasien yang sedang saya tangani sekarang atlet sepak bola nasional Indonesia. Dia habis jatuh, cedera, dan ternyata di pinggulnya membutuhkan perawatan khusus," sebutnya.
Reporter: Atiqoh Hasan
Editor : Vita Ningrum