SURABAYA - Di Jalan Serayu No.11, Darmo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, terdapat Sanggar Penerangan Theosofi yang berfungsi sebagai pusat pengetahuan Theosofi.
Bangunan ini sejak awal didirikan untuk menyebarkan wawasan ilmu pengetahuan Theosofi yang tidak terikat pada agama maupun politik. Memasuki bangunan, pengunjung disambut dengan tulisan “Theosofi Surabaya Sanggar Penerangan” di pintu masuk.
Tim Portal JTV berkesempatan berkunjung pada Jumat, 1 November 2024 untuk mengeksplorasi ruang utama bangunan. Lemari-lemari antik berderet rapi di sepanjang dinding, berisi buku-buku dan naskah-naskah kuno mengenai Theosofi.
Banyak dari koleksi ini adalah literatur langka yang menyajikan pemikiran lintas disiplin ilmu, mengajarkan pandangan ilmiah mengenai kehidupan dan alam semesta.
Baca Juga : BMKG Sebut Mayoritas Kota Besar Indonesia Mulai Hujan, Surabaya Waspada Petir!
Di bagian atas ruang utama, lambang Theosofi tergantung sebagai simbol kehadiran pengetahuan yang telah bertahan selama bertahun-tahun.
Kursi dan meja kayu disusun simetris untuk mendukung kegiatan diskusi. Kondisi bangunan ini terawat dengan baik, meski terdapat beberapa bagian yang membutuhkan pemeliharaan lebih lanjut.
Langit-langit melengkung memberikan kesan lapang, sementara dinding putih memberikan suasana yang bersih dan fokus. Di setiap sisi ruangan terdapat deretan kursi kayu yang berjajar rapi. Di bagian depan, meja kecil beralas kain hijau menjadi tempat berkumpul untuk kegiatan belajar.
Baca Juga : ARTSUBS 2024: Pameran Seni Rupa Kontemporer Terbesar di Surabaya, Berikut Agendanya
Di bagian belakang, terdapat dua pintu besar yang mengarah keluar, dengan dinding yang dihiasi lukisan-lukisan serta simbol-simbol yang mencerminkan prinsip-prinsip ilmiah dalam Theosofi.
Dany Sumanjaya, Ketua Sanggar Penerangan Theosofi di Surabaya, menjelaskan bahwa tempat ini adalah pusat bagi mereka yang ingin mempelajari arti kesadaran melalui ilmu pengetahuan.
Gedung ini juga merupakan bagian dari sejarah penyebaran pengetahuan Theosofi di Indonesia. Banyak pemikir besar yang pernah belajar di tempat ini.
Baca Juga : Sempat Dirawat 27 Hari, Driver Taksi Online Korban Begal di Surabaya Meninggal Dunia
“Mereka adalah bagian dari sejarah panjang penyebaran ilmu pengetahuan ini,” ungkap Dany Sumanjaya.
Theosofi mengedepankan pemahaman ilmiah mengenai keberagaman perspektif, tanpa mengikat pada satu keyakinan tertentu.
“Kami di sini belajar untuk memahami aspek kehidupan secara ilmiah. Theosofi memberikan pengetahuan bahwa segala sesuatu memiliki makna dan hukum alam yang dapat dipelajari tanpa harus dikaitkan dengan agama,” jelasnya.
Baca Juga : Kejuaraan Triathlon Piala Panglima TNI: Ajang Seleksi Timnas Menuju SEA Games dan Asian Games
Sanggar Penerangan Theosofi di Surabaya terus menjadi tempat penyimpanan berbagai kisah masa lalu serta ajaran ilmiah yang mempelajari makna hidup dan kesadaran manusia.
Editor : A.M Azany