Penggunaan atap asbes sebagai atap bangunan telah menjadi hal yang biasa. Material ini sering dipilih karena harganya yang terjangkau, daya tahan yang tinggi, serta kemampuan isolasi termal yang memadai.
Namun, dibalik keunggulan tersebut, terdapat risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami mengapa kita perlu lebih waspada terhadap penggunaan material ini. Mari simak penjelasannya.
1. Penyakit pernapasan serius hingga kanker
Asbes terdiri dari serat mineral yang sangat halus dan dapat dengan mudah terhirup ketika atap mulai mengalami kerusakan, atau saat proses pemasangan.
Baca Juga : Step Nosing: Solusi Cerdas untuk Mencegah Kecelakaan di Tangga
Ketika serat-serat ini terhirup, itu dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Salah satu penyakit paru-paru yang dikaitkan dengan paparan asbes adalah asbestosis. Dikutip dari Halodoc, penyakit ini disebabkan oleh serat asbes yang terhirup, yang dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan luka.
Gejala yang umum muncul pada penderita asbestosis adalah sesak napas dan suara kering yang terdengar saat bernapas.
Baca Juga : Rumah Penyandang Disabilitas Tunanetra Roboh di Magetan, Keluarga Harap Bantuan Rehab
Jika tidak ditangani lebih lanjut, kondisi ini dapat berujung pada gagal jantung. Selain itu, serat asbes juga diketahui dapat memicu kanker paru-paru, kanker tenggorokan, dan kanker pita suara.
Gejala akibat paparan serat asbes biasanya tidak langsung muncul. Bahkan, gejala penyakit asbestosis baru akan terlihat setelah 20–30 tahun sejak paparan pertama kali terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh atap asbes seharusnya tidak dianggap sepele.
2. Dampak pada lingkungan
Limbah asbes tidak hanya berisiko bagi kesehatan manusia, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi lingkungan.
Material atap asbes mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari tanah ketika atap tersebut mengalami kerusakan atau saat limbahnya dibuang dengan cara yang tidak tepat.
Zat-zat kimia ini dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme tanah, merusak tanaman, dan berdampak negatif pada ekosistem.
3. Bahaya paparan tidak langsung
Tidak hanya pekerja yang berinteraksi langsung dengan material asbes yang menghadapi risiko.
Serat-serat halus asbes dapat terbang di udara dan mencemari lingkungan, sehingga anggota keluarga atau penghuni rumah juga berpotensi terpapar.
Bahaya kesehatan ini sering kali diabaikan, padahal dampaknya bisa sama seriusnya. Untuk melindungi kesehatan serta menjaga kelestarian lingkungan, sangat penting bagi kita untuk menghentikan penggunaan atap asbes.
Sebagai solusi, kita bisa beralih ke bahan atap yang lebih ramah lingkungan, seperti seng, galvalume, atau atap metal.
Kesehatan keluarga dan keberlanjutan lingkungan jauh lebih berharga dibandingkan dengan sekadar penghematan biaya material bangunan.
Editor : Khasan Rochmad