PASURUAN - Kasus dugaan kejahatan seksual yang menimpa seorang siswi SMP di Kota Pasuruan kembali menyeruak ke publik.
Keluarga korban didampingi oleh Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur, melaporkan aksi bejat tersebut ke Polres Pasuruan Kota pada Jumat (11/10/2024).
Diketahui korban sempat diperiksa di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, Selasa (27/9/2024), hasil pemeriksaan menunjukkan korban mengalami depresi berat dan bacterial vaginasis.
Sebelum akhirnya dilarikan ke RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Kabupaten Malang, karena kondisi psikis korban yang semakin memburuk.
Setelah sembilan hari di rumah sakit jiwa, pada Minggu (6/10/2024) korban dipulangkan dan baru menceritakan kronologi pelecehan seksual yang dialaminya.
Pada kakaknya korban menceritakan bahwa ia mengalami pelecehan seksual, kemaluan korban disentuh oleh teman lelakinya di mobil saat perjelanan ke Tretes.
Sementara, kepada ibunya, korban bercerita bahwa ia di perkosa di kamar mandi oleh pelaku yang sama.
Usai menceritakan kronologi rudapaksa tersebut, korban kembali marah-marah sehingga dibawa kembali ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya pada Selasa (8/10/2024).
YN, kakak dari korban, langsung melaporkan kejadian ini dengan membawa sejumlah bukti kekerasan yang dialami adiknya, IN (14) ke Mapolres Pasuruan Kota.
Wahyudi Tri, perwakilan bidang advokasi dan pembaharuan hukum dari Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur yang mendampingi keluarga korban, meminta agar aparat hukum segera melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku.
"Diharapkan proses hukum berjalan cepat, dan pelaku yang merusak masa depan anak ini dapat segera diamankan," ujar Wahyudi Tri.
Sementara itu, Iptu Choirul Mustofa dari Polres Pasuruan Kota mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan keluarga korban dan berkomitmen untuk segera melakukan penyelidikan.
"Kami akan mengumpulkan saksi-saksi serta bukti-bukti lainnya agar kasus ini bisa segera terungkap," tegasnya.
Diketahui, korban yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP ini mulai menunjukkan tanda-tanda depresi berat setelah mengalami peristiwa tragis tersebut.
Korban sering marah-marah tanpa alasan jelas, bahkan sampai mendobrak pintu di rumahnya, yang akhirnya membuat keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit jiwa.(Abdul Majid/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe