PACITA - Kecamatan Nawangan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tak hanya dikenal sebagai tempat persembunyian Jenderal Soedirman saat bergerilya. Di lereng-lereng perbukitan sejuk kawasan ini, tumbuh subur biji-biji kopi robusta yang kini dikenal dengan sebutan Kopi Nawangan.
Ditanam sejak zaman kolonial Belanda, kopi robusta Nawangan memiliki cita rasa khas, dengan karakter kuat dan kadar kafein yang relatif rendah. Tumbuh di ketinggian 1.225 meter di atas permukaan laut, kopi ini berkembang menjadi salah satu komoditas unggulan yang menggerakkan ekonomi masyarakat.
Tak hanya dari sisi produksi, Nawangan juga mulai mengembangkan potensi agrowisata petik kopi, terutama di kawasan sekitar Monumen Jenderal Soedirman. Para wisatawan bisa langsung memetik buah kopi merah dari pohonnya sambil menikmati kesejukan alam pegunungan.
Camat Nawangan, Sukarwan, menyambut baik geliat agrowisata ini. Ia menyebut pengembangan Kopi Nawangan bukan sekadar meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Kopi Nawangan ini bukan hanya soal cita rasa, tapi juga bagian dari identitas kami. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan Monumen Jenderal Soedirman bisa menjadi destinasi agrowisata petik kopi unggulan,” ujar Sukarwan.
Baca Juga : Menuju Kiprah di Kancah Internasional, Ronthek Pacitan Dinilai Masih Butuh Banyak Persiapan
Menurut Sukarwan, pihak kecamatan secara aktif mendampingi kelompok petani untuk menjaga kualitas kopi, sekaligus memberikan pelatihan pengolahan dan promosi produk. “Kita bantu dari hulu ke hilir, mulai dari perawatan tanaman, proses pascapanen, sampai pemasaran. Bahkan sudah ada petani yang memasarkan produknya melalui media sosial,” tambahnya.
Para petani di Nawangan pun mulai berinovasi. Selain menjual biji mentah, mereka mengolah hasil panen menjadi bubuk kopi kemasan, bahkan menyajikannya langsung di warung kopi lokal. Sebagian lainnya juga mulai belajar teknik roasting mandiri agar nilai jual kopi meningkat.
Kopi Nawangan saat ini dipasarkan secara tradisional, namun perlahan mulai merambah pasar digital melalui berbagai platform online. Meski jumlah produksi masih terbatas, optimisme terus tumbuh seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kopi lokal.
Baca Juga : Retreat Nasional Demokrat Dongkrak Okupansi Hotel Pacitan hingga 100 Persen, UMKM Ikut Terdongkrak
“Kalau ini dibranding dengan baik dan terus didorong, saya yakin Kopi Nawangan bisa bersaing di tingkat nasional. Apalagi wisata petik kopi ini bisa jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman langsung,” pungkas Sukarwan. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan