SURABAYA - Viral Pacu Jalur yang dilakukan Dhika, bocah asal Provinsi Riau saat perlombaan balap perahu dayung tradisional mulai merambah ke Surabaya. Komunitas senam Tai Chi dan senam Bio energi medical Chi-kung turut serta menggalakkan tarian pacu jalur tersebut hingga menggunakan alat batuan kursi, sapu dan tongkat seolah olah sebagai alat dayung.
Toni Liono, Ketua umum Duta Tai Chi dan senam Bio energi medical Chi-kung menjelaskan, keikut sertaannya dalam memviralkan Tarian Pacu Jalur karena rasa kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
"Tarian pacu jalur ini membawa budaya kita bisa sampai ke luar negeri. Ini tidak saja kebanggan masyarakat Riau, tapi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Menurut Ketua umum Duta Tai Chi Indonesia Tarian Pacu Jalur ini gerakannya hampir sama dengan olahraga.
"Hanya bentuknya mereka pacu jalur, kalau saya senam. Jadi keduanya kalau dikolaborasikan cukup bagus dan bermanfaat untuk kesehatan," paparnya.
Toni Liono berharap Tarian Pacu Jalur ini terus bertahan hingga menjadi budaya Indonesia dan di akui mancanegara sehingga negara Indonesia lebih dikenal.
Sekedar diketahui, perlombaan balap perahu dayung tradisional khas daerah Jalur, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, viral di media sosial. Ini setelah gerakan Dhika, bocah asal Riau viral di Tiktok.
Pacu Jalur juga menjadi festival tahunan yang menarik perhatian masyarakat Riau, wisatawan lokal dan internasional.
Dilansir dari laman Pemkab Kuansing, Pacu Jalur pada mulanya merupakan alat transportasi air. Pada abad ke-17, belum ada banyak jalan dan akses transportasi darat. Namun, kawasan yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi itu memiliki banyak sungai.
Lantaran perahu dan sungai dianggap penting bagi masyarakat Kuantan Singingi, perahu pun tidak hanya dianggap sebagai alat transportasi, melainkan juga nilai sosial dan kebudayaan.
Hingga akhirnya untuk menjaga nilai budaya dan sosial masyarakat, perahu tidak hanya menjadi alat transportasi semata namun Masyarakat pun menggelar lomba adu kecepatan perahu dengan mendayung dan Pemandu di ujung depan perahu, hingga kini dikenal sebagai Pacu Jalur.
Awalnya perlombaan ini dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam. Namun lambat laun, pacu jalur juga diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung tiap bulan Agustus.
Berada di bagian ujung perahu, penari pacu jalur menarik perhatian tidak hanya karena aksi beraninya menari di atas perahu yang sedang berjalan kencang. Namun juga karena gerakan tariannya yang khas dan unik. (*)
Editor : M Fakhrurrozi