MOJOKERTO - Masalah Kesehatan Ibu dan Anak terus menjadi perhatian Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (PC IBI) Kabupaten Mojokerto. Hal ini tak lepas kesehatan Ibu dan Anak memiliki dampak bagi pembangunan nasional secara menyeluruh khususnya di bidang kesehatan.
Ketua PC IBI Kabupaten Mojokerto, Rany Juliastuti, SST., M.Kes mengatakan, salah satu masalah kesehatan Ibu dan Anak adalah tingkat kematian bayi pasca persalinan.
“Indikator Kematian Bayi terbagi Atas Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian Neonatal Terdiri Atas Kematian Neonatal Dini dan Kematian Neonatal Lanjut,” ujar Rany dalam keterangannya, Rabu (14/2/2024).
Rany menjelaskan, Kematian Neonatal Dini merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup sampai usia 7 Hari, Sedangkan Kematian Neonatal Lanjut merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih dari 7 hari sampai 28 hari. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi pada usia dibawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup.
“AKB menjadi salah satu tolak ukur untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan. Angka Kematian Bayi di Indonesia masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya yakni 4,2 Kali lebih tinggi dari Malaysia dan 1,2 kali lebih tinggi dari Filipina,” paparnya.
Di tahun 2020, Kematian Bayi berusia di Bawah lima tahun (Balita) di Indonesia masih cukup tinggi mencapai 28.158 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 20.266 balita (71,97%) meninggal dalam rentang usia 0-28 hari (Neonatal). Sebanyak 5.386 balita (19,13%) meninggal dalam rentang usia 29 hari-11 bulan (Post-Neonatal). Sementara 2.506 balita (8,9%) meninggal dalam rentang usia 12- 59 bulan.
Penyebab utama kematian Neonatal di Indonesia karena asfiksia, dimana berat bayi lahir rendah (BBLR) dan Sepsis. Penyebab utama kematian Neonatal ini sangat berkaitan dengan kesehatan Ibu dan pemeriksaan kesehatan Ibu yang diperoleh sebelum, selama dan setelah melahirkan.
Selain itu, usia Ibu mempengaruhi faktor biologis yang dapat menyebabkan komplikasi selama masa kehamilan dan pada saat persalinan juga dapat mempengaruhi peluang anak untuk bertahan hidup.
Mempersiapkan remaja putri agar memiliki pengetahuan, kesadaran dan penurunan resiko anemia dapat berkontribusi signifikan terhadap penurunan angka kematian Ibu, bayi lahir premature dan bayi dengan berat lahir rendah.
Pada Tanggal 6 Agustus 2022, Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Mojokerto membuat 8 komitmen bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Mojokerto, serta Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto dalam menurunkan angka kematian Ibu.
8 Komitmen PC IBI Kabupaten Mojokerto antara lain:
1. Pemeriksaan kehamilan rutin dan memenuhi kebutuhan gizi Ibu Hamil.
2. Pemberian ASI Eksklusif dan pemberian MPASI yang sehat.
3. Menciptakan lingkungan yang bersih.
4. Konsisten memantau tumbuh kembang anak dan pemberian Imunisasi lengkap
5. Perlunya Edukasi tentang Keluarga Pada Remaja.
6. Mendukung pelaksanaan Kegiatan Jumat Ceria Dan GEMA TOBAT (GErakan Anak dan ReMAja MojokerTO HeBAT), memfasilitasi, mengawal dan memantau pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri usia 12-18 tahun di sekolah seminggu sekali.
7. Kegiatan upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS, utamanya kegiatan KIE yaitu promosi atau kampanye tentang anemia.
8. Terlibat dalam tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dan TPK (Tim Pendamping Keluarga) yaitu mendata sekaligus memmberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada keluarga, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, Ibu menyusui dan anak berusia 0-59 Bulan.
Ketua PC IBI Kabupaten Mojokerto, Rany Juliastuti, SST., M.Kes mengungkapkan berdasarkan data dari BKKBN tahun 2022, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tercatat 189/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 16,85/1.000 kelahiran hidup.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah bersinergi dengan Organisasi Profesi Kesehatan, Khususnya Ikatan Bidan Indonesia dan mitra yang mendukung penurunan AKI dan AKB, Stunting dan meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (PC IBI) Kabupaten Mojokerto terus meraih penghargaan berkat keberhasilan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting serta meningkatkan pengguna akseptor Metode Keluarga Berencana Jangka Panjang (MKJP).
Diantaranya Terbaik III lomba pelayanan KB Terbaik di Klinik Swasta Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 dari BKKBN Provinsi Jawa Timur Pada 12 April 2023.
Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Mojokerto mengajukan Klinik Pratama Akbar Medika Kabupaten Mojokerto sebagai perwakilan yang dikirim sebagai mitra yang berada pada wilayah ranting barat 1 IBI Kabupaten Mojokerto.
Rany Juliastuti, SST.,M.Kes. menyampaikan Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Mojokerto akan terus berkomitmen dalam mendukung dan berrperan aktif untuk menurunkan AKI, AKB dan stunting serta meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Selain itu, meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra kesehatan guna mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Mojokerto.(Aminudin Ilham)
Editor : M Fakhrurrozi