SURABAYA - Band jalanan legendaris asal Surabaya, Klantink, kembali menunjukkan pesonanya di acara Gig on the Green, festival musik yang diadakan oleh Australia Global Alumni di Surabaya, pada Sabtu (14/9/2024). Dengan nuansa musik jalanan yang unik, Klantink berhasil menghadirkan suasana segar dan penuh kehangatan.
Acara Gig on the Green, yang diinisiasi Kedutaan Besar Australia tidak hanya menjadi ajang reuni bagi para alumni Indonesia yang pernah belajar di Australia, namun juga memperkuat hubungan internasional melalui pertunjukan musik lintas genre.
Klantink , sebagai salah satu penampil utama, membuktikan bahwa musik jalanan pun bisa bersinar di panggung besar, mempertemukan nilai-nilai budaya lokal dengan audiens global. "Klantink bukan sekadar band, tapi komunitas,” ujar Cak Mat, vokalis Klantink.
"Kami mulai dari bawah, dan itu yang membentuk kami sampai sekarang. Nama Klantink sendiri diambil dari jajanan pasar klanting, yang bisa dinikmati siapa saja, dari semua kalangan. Kami ingin musik kami diterima dengan cara yang sama," imbuhnya.
Baca Juga : Klantink Suguhkan Cita Rasa Musik Tradisional di Gig on the Green
Klantink mulai dikenal publik ketika mereka menjuarai kompetisi Indonesian Got Talent pada tahun 2010, sebuah prestasi besar yang membawa mereka dari jalanan menuju panggung nasional.
Kemenangan ini membuka jalan bagi Klantink untuk tampil di berbagai acara besar, termasuk festival musik internasional. Namun, di balik popularitasnya, Klantink tetap mempertahankan akar mereka sebagai musisi jalanan.
Dalam penampilannya di Gig on the Green, Klantink membawakan sejumlah lagu yang telah mereka "glantingkan" - sebuah istilah yang mereka gunakan untuk mendeskripsikan cara mereka mengaransemen lagu agar sesuai dengan ciri khas mereka.
Baca Juga : Gig on The Green: Festival Musik untuk Merayakan Hubungan Diplomatik Indonesia-Australia di Surabaya
Dengan perpaduan alat musik tradisional dan modern, mereka menciptakan harmoni unik yang menghibur audiens, baik alumni Australia maupun masyarakat umum yang hadir di acara tersebut.
Selain mempersiapkan album baru berjudul "Menjelang Dewasa" yang akan dirilis pada November 2024, Klantink juga berbagi tentang perjalanan mereka menghadapi pandemi Covid-19.
"Pandemi mengajarkan kami banyak hal. Waktu itu, semua aktivitas terhenti, tapi kami tetap produktif dengan menulis lagu-lagu baru. Album ini adalah refleksi dari perjalanan kami selama masa sulit itu," jelas Lukin, gitaris band tersebut.
Di sela-sela canda, para personel Klantink juga bercerita tentang kebiasaan mereka saat tampil di panggung. “Kalau ada permintaan, paling cuma kopi hitam dan teh hangat. Kami enggak ngerokok, itu prinsip," kata mereka sambil tertawa.
Sebagai band yang telah berkiprah di industri musik selama lebih dari satu dekade, Klantink terus menjaga keaslian mereka dengan menggabungkan berbagai unsur musik. "Musik kami mencerminkan lingkungan sekitar kami. Kami berharap setiap orang yang mendengarnya dapat merasakan kehangatan dan keindahan dari karya kami," ujar Cak Mat.
Menutup wawancara, Klantink memberikan pesan berharga untuk musisi muda yang baru memulai perjalanan mereka. "Jadilah diri sendiri dan terus berkarya. Kalau mau cover lagu, jangan sampai merusak karya aslinya. Hargai karya orang lain, dan tetap optimis," pesan Cak Mat.
Penampilan Klantink di Gig on the Green adalah bukti bahwa musik jalanan memiliki tempat di panggung internasional. Festival ini tidak hanya memberikan ruang bagi Klantink untuk menunjukkan kreativitas mereka, tetapi juga memperkuat pesan bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa menyatukan berbagai budaya.(Widya Aulia)
Editor : A.M Azany