SURABAYA - Kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan bagi perempuan di Indonesia. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 65.858 kasus Carcimona mammae di tanah air.
Emy Nurcahyani , seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun yang tinggal di Jalan Gajah Mada 2A, Surabaya, adalah salah satu dari penderita kanker payudara di Indonesia.
Pada Jumat (30/8/2024), kepada PortalJTV, ia berbagi cerita tentang perjuangannya melawan kanker payudara. Ia memberikan pesan penuh inspirasi bagi perempuan lainnya.
Emy pertama kali menemukan adanya sesuatu yang tidak biasa di tubuhnya saat sedang mandi. "Awalnya tidak ada gejala yang signifikan. Hanya ada benjolan kecil di dalam payudara, tapi tidak terasa sakit sama sekali," kenangnya.
Karena benjolan tersebut tidak mengalami perubahan selama beberapa minggu, ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. “Dokter awal hanya memberikan obat dan meminta kontrol lagi satu minggu kemudian," lanjut Emy.
Setelah pengobatan tersebut, tetap tidak mengecil. Akhirnya, setelah serangkaian pemeriksaan lebih mendalam, termasuk ultrasonografi (USG) dan patologi anatomi (PA), ditemukan bahwa ada cairan yang mengarah ke tumor.
Kabar bahwa benjolan tersebut adalah kanker stadium 2 benar-benar mengejutkan Emy. "Kaget sekali. Awalnya dokter bilang tidak apa-apa, tapi ternyata mengarah ke kanker," ujarnya.
Dokter kemudian menyarankan agar benjolan tersebut diangkat melalui operasi, namun sebelumnya harus menjalani kemoterapi untuk mengecilkan ukuran benjolan.
Pengobatan kanker tentu bukanlah perjalanan yang mudah baginya. Emy harus berhadapan dengan berbagai tantangan, terutama dalam menjaga pola makan dan menjaga kondisi badannya agar tetap stabil selama menjalani pengobatan.
"Banyak pantangan yang harus diikuti, seperti menghindari makanan dengan pewarna, pengawet, penyedap, dan makanan instan, dan kondisi badan yang harus dijaga" jelasnya.
Emy percaya bahwa banyak perempuan sering kali mengabaikan tanda-tanda awal penyakit karena takut akan hasil yang mungkin mereka terima. Namun, ia menegaskan bahwa kesadaran diri dan deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.
"Jika ada kelainan sekecil apapun, segera periksakan. Lebih baik mengetahui dan bisa melakukan tindakan daripada menyesal di kemudian hari, bahkan jika tidak ada rasa sakit" tambah Emy.
Perjalanan melawan kanker bukanlah hal yang mudah. Namun, Emy menekankan bahwa semangat yang kuat dan sikap positif adalah kunci dalam menghadapi cobaan ini. "Pikiran jangan dibuat beban. Tetap semangat untuk sembuh dan selalu berpikir positif," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Emy meyakini bahwa penyakit ini bukanlah akhir dari segalanya. Dengan penuh keyakinan, Emy berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka.
"Kita sebagai perempuan harus lebih peduli dan tidak takut menghadapi kenyataan, jangan merasa sendiri dalam perjuangan ini. Banyak yang juga berjuang, dan kita harus saling mendukung. Yang penting, jangan menyerah,” tutupnya.
Editor : A.M Azany