MOJOKERTO - Kisah pemuda di Mojokerto ini bisa menjadi inspirasi. Berawal dari membeli tikus mencit atau tikus kecil untuk pakan reptil miliknya, kini pemuda bernama Agung Saputra ini bisa meraup cuan hingga jutaan rupiah.
Agung menuturkan kisah suksesnya berawal saat membeli 50 ekor tikus di tahun 2017. Puluhan tikus kecil putih yang dibelinya dengan harga Rp 150 ribu itu digunakan untuk pakan reptil yang dipeliharanya.
Tanpa diduga, tikus kecil tersebut berkembang biak. Seketika itu, Agung melakukan budidaya hewan pengerat ini di rumahnya Dusun Banyu Urip, Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
"Saat itu, belum ada peternak tikus di Bumi Majapahit sehingga harus membeli dari luar daerah. Belajar otodidak, selama tiga tahun saya jatuh bangun. Saya budidaya rattus norvegicus (tikus putih), mencit, long evans, african soft furred. Budidaya tikus ini, kendalanya adalah kutu," ungkapnya, Jumat (18/4/2025).
Saat ini, budidaya tikus putih terus berkembang. Dari 15 boks koloni dan 89 boks pembiakan, Agung sudah bisa menghasilkan ratusan anakan tikus setiap bulan.
Tikus-tikus tersebut beranak maksimal selama dua minggu. Setiap indukan mampu melahirkan enam sampai 14 anakan tikus. Saat ini, ada 15 boks masing-masing berisi 12 tikus betina dan tiga tikus jantan spesies rattus norvegicus.
"Sekitar 200 tikus dewasa ini dikawinkan dengan sistem koloni. Jumlah anakan tikus rattus norvegicus sekarang ini sekitar 300 ekor. Perkawinan biasanya 1 minggu. Kalau jantannya dikasih lebih, mereka tarung. Untuk proses perawatan cukup sederhana," katanya.
Karena anakan tikus yang baru lahir, masih menyusu ke induknya. Agung mengatur pemeliharaan secara detail, mulai dari menjaga kebersihan kandang menggunakan sekam padi dan sistem nipple untuk air minum. Sedangkan pemberian makan dilakukan pukul 18.00 WIB.
"Karena tikus merupakan binatang nokturnal yang beraktivitas pada malam hari. Untuk pakannya, adonan sawi dan kangkung yang dicacah, nasi aking dan pur ayam. Buah sebagai selingan, kadang melon, tomat. Buah dan sayur saya ambil dari sisa-sisa di pasar. Kandang yang digunakan cukup sederhana," ujarnya.
Yakni berlantai tanah, berdinding jaring, dan beratap asbes. Meski begitu, ia tetap menjaga keamanan dari serangan ular dan biawak. Agung menjelaskan dari beberapa jenis tikus yang dibudidayakan, tikus long evans dengan bulu belang banyak diminati untuk peliharaan karena tampilannya yang menarik.
Untuk harga tikus bervariasi, tergantung bobot. Tikus anakan dengan berat 20–40 gram dijual Rp7 ribu per ekor, ukuran small Rp9 ribu per ekor, medium Rp13 ribu per ekor, besar Rp17 ribu per ekor dan khusus untuk penelitian bisa mencapai Rp50 per ekor. Penjualan rata-rata 300 ekor setiap bulan.
"Tikus-tikus ini dipasarkan untuk pakan reptil, umpan memancing dan penelitian kampus kedokteran di Jakarta dan Kalimantan. Untuk pengirimannya 1-2 minggu sekali," tegasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi