Menu
Pencarian

Kepala BMKG Imbau Masyarakat Bisa Beradaptasi dengan Bijak dalam Menghadapi Anomali Cuaca

Khasan Rochmad - Sabtu, 21 Juni 2025 14:30
Kepala BMKG Imbau Masyarakat Bisa Beradaptasi dengan Bijak dalam Menghadapi Anomali Cuaca
BMKG menyebut musim kemarau di Indonesia lebih pendek pada 2025. (Foto: BMKG)

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat untuk berlaku bijak dalam menghadapi anomali cuaca di Indonesia pada 2025.

Hal tersebut disampaikan setelah kondisi cuaca yang bergeser. Berdasarkan data awal Juni, mayoritas wilayah Indonesia masih musim hujan dan belum memasuki musim kemarau meski sudah tengah tahun.

Kondisi curah hujan yang tinggi selama periode awal musim kemarau ini membawa dua konsekuensi. Ini membuat Dwikorita Karnawati menekankan masyarakat perlu menyikapinya dengan tepat.

Pada satu sisi, adanya hujan pada musim kemarau dapat menguntungkan bagi petani. Ini karena pasokan air irigasi tersedia sehingga dapat mendukung kelangsungan masa tanam dan produksi pertanian.

Baca Juga :   BMKG: Musim Kemarau 2025 Diprediksi Mundur dengan Durasi Lebih Singkat

Sementara, sisi lainnya menimbulkan risiko terhadap petani holtikultura. Sebab, pola pertanian ini biasanya lebih sensitif terhadap kondisi kelembapan yang tinggi sehingga rentan hama dan penyakit.

"Kami mendorong petani holtikultura untuk mengantisipasi kondisi ini dengan menyiapkan sistem drainase yang baik dan perlindungan tanaman yang memadai," kata Dwikora Karnawati dalam keterangan resmi.

"Kita tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara tepat dan tepat," imbuh Kepala BMKG.

Baca Juga :   5 Minuman Tradisional yang Bisa Jaga Daya Tahan Tubuh saat Musim Hujan

Dengan kondisi tersebut, Dwikora bersama BMKG berkomitmen untuk memberikan informasi prediktif dan analisis untuk menjadi landasan dan pengambilan kebijakan serta strategi di berbagai sektor.

Lebih lanjut, musim kemarau yang lebih pendek menjadikan tantangan tersendiri. Ini merupakan peluang untuk menguji kemampuan adaptasi masyarakat secara menyeluruh terhadapi dinamika iklim.

"BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data," tuturnya mengakhiri.

Editor : Khasan Rochmad






Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.