PACITAN - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pacitan sepanjang tahun 2025 melonjak tajam. Data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPKB-PPPA) mencatat sedikitnya 38 kasus, atau naik seratus persen dibandingkan tahun 2024 yang hanya 17 kasus.
Lonjakan ini membuat implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Layak Anak dipertanyakan efektivitasnya. Kepala DPKB-PPPA Pacitan, Jayuk Susilaningtyas, mengaku prihatin dengan fenomena tersebut. Ia menilai, selain meningkatnya kasus, kenaikan angka juga dipengaruhi oleh semakin banyak korban yang berani melapor.
“Dinas sudah melibatkan penyuluh di 12 kecamatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Korban juga mendapat kompensasi melalui kerja sama dengan Dinas Sosial berupa bantuan sosial Rp500 ribu serta jaminan BPJS,” jelas Jayuk.
Lebih lanjut, Jayuk menegaskan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak bisa dianggap sekadar persoalan individu atau keluarga.
Baca Juga : Pelaku Kekerasan Seksual Anak di Wagir Dibekuk Polisi
“Ini sudah menjadi masalah sosial yang serius. Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendirian, perlu sinergi lintas sektor termasuk aparat penegak hukum, lembaga pendidikan, hingga tokoh masyarakat. Kalau tidak, angka ini bisa terus naik,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui kinerja Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak yang melibatkan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masih belum maksimal. “Harus ada evaluasi menyeluruh, baik dari sisi pencegahan maupun penanganan. Jangan sampai kasus baru muncul hanya karena kita lengah,” tambahnya.
Salah satu kasus yang menyita perhatian terjadi di Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung. Seorang ayah kandung diduga mencabuli anak perempuannya sendiri sejak korban duduk di bangku kelas 1 SD hingga berusia 15 tahun. Kasus incest yang berlangsung bertahun-tahun itu baru terungkap pada Agustus 2025 setelah dilaporkan ke polisi. Korban kini mengalami trauma berat setelah menjadi budak seks ayahnya.
Baca Juga : Balita di Wagir Diduga Dicabuli Tetangganya
Kasus terbaru juga terjadi di Kecamatan Bandar, di mana seorang siswi SMP hamil hingga melahirkan. Saat ini perkara tersebut tengah ditangani oleh Polres Pacitan.
Pemerhati anak dan perempuan di Pacitan mendorong pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh agar kasus serupa tidak terus berulang. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan