Kematian Adolf Hitler tetap menjadi salah satu topik yang paling banyak diperdebatkan dalam sejarah modern.
Menurut catatan resmi, Hitler mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di dalam bunkernya di Berlin pada 30 April 1945, saat pasukan Uni Soviet mengepungnya.
Namun, ada teori konspirasi yang menyatakan bahwa Hitler sebenarnya tidak mati di Berlin, melainkan melarikan diri ke Indonesia dan menghabiskan sisa hidupnya di Garut.
Benarkah klaim ini memiliki landasan sejarah yang kuat, atau hanya sekedar mitos yang berkembang di masyarakat?
Baca Juga : 3 Museum di Surabaya yang Wajib Dikunjungi, Sarat Sejarah!
Catatan resmi kematian Adolf Hitler
Menurut informasi Encyclopædia Britannica, saat kekalahan semakin dekat, Hitler dan istrinya, Eva Braun, memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka.
Keduanya ditemukan meninggal di Führerbunker, di mana Hitler dilaporkan menembak dirinya sendiri, sedangkan Braun menelan sianida.
Baca Juga : 5 Novel Fiksi Sejarah Indonesia yang Wajib Dibaca, Memperkaya Perspektif!
Setelah mereka meninggal, sesuai dengan perintah Hitler, jasad mereka dibakar. Uni Soviet kemudian memastikan identitas jenazah tersebut melalui catatan gigi, meskipun masih ada keraguan mengenai keaslian hasil temuan ini.
Teori pelarian ke Indonesia
Teori mengenai pelarian Hitler ke Indonesia dan menghabiskan hidupnya di Garut sebenarnya berakar dari buku "Hitler Mati di Indonesia" yang ditulis oleh Soeryo Goeritno.
Baca Juga : Surabaya Siap Hadirkan Kembali Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera
Inti dari teori konspirasi ini dimulai dari sebuah artikel yang ditulis oleh seorang dokter militer asal Bandung, Dr. Sosro Husodo, yang dipublikasikan di harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983.
Dalam artikel tersebut, Dr. Sosro mengklaim pernah bertemu Adolf Hitler di Sumbawa Besar pada tahun 1960, ketika Hitler menyamar dengan nama Dokter Poch.
Dr. Sosro meyakini bahwa sosok yang ditemuinya itu adalah Hitler karena kemiripan fisik yang mencolok.
Baca Juga : 5 Situs Peninggalan Candi di Sidoarjo, Sarat Sejarah!
Namun, cerita ini dipenuhi dengan inkonsistensi, termasuk sikap Poch yang menerima adat dan makanan lokal, yang bertentangan dengan karakter Hitler yang dikenal luas.
Mengevaluasi bukti
Meskipun terdapat berbagai teori yang beredar, bukti yang mendukung klaim bahwa Hitler meninggal di Garut masih kurang.
Baca Juga : Wisata Sejarah, Menelusuri Jejak Kejayaan Kerajaan Majapahit di Mojokerto
Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa kematian Hitler terjadi di Berlin, didasarkan pada banyaknya saksi mata dan dokumentasi yang ada di masa tersebut.
Cerita mengenai Dr. Poch umumnya bersifat anekdot dan tidak memiliki verifikasi yang kuat. Selain itu, motivasi di balik teori konspirasi ini seringkali muncul dari ketertarikan terhadap misteri sejarah, bukan dari bukti yang valid.
Walaupun cerita tersebut dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memberikan nuansa baru dalam perbincangan sejarah, tidak ada bukti yang memadai untuk mendukung pernyataan tersebut.
Di sisi lain, bukti-bukti resmi mengenai kematian Hitler di Berlin jauh lebih valid dan dapat dipercaya.
Editor : Khasan Rochmad