SURABAYA - Rencana aksi pemakzulan Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada 3 September mendatang, mendapat reaksi dari Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Jawa Timur.
JKSN Jawa Timur siap melawan rencana aksi demo yang akan digelar di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. JKSN menilai aksi tersebut telah melecehkan agama Islam dan negara Indonesia.
Ketua Umum JKSN yang juga Ketua JKSN Jatim, KH Asep Saifuddin Chalim menyebut provokasi yang dilakukan M. Sholeh, telah melecehkan negara dan agama.
"Saya menelaah di sosial media tentang apa yang diucapkan beliau ini sudah masuk provokasi. Mulai mengumpulkan donasi air minum, lalu ada uangnya yang kemudian hilang termasuk air minum yang diambil. Kalimatnya sangat tidak bermoral, tersampaikan kepada Gubernur Jawa Timur, kami sayangkan hal itu," kata Kiai Asep di Surabaya, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga : Ketua BAHU NasDem: Cak Sholeh Berpotensi Langgar Kode Etik Advokat
Menurut Kiai Asep, Khofifah adalah representasi dari pemerintah negara Indonesia sebagai Gubernur Jatim dan agama islam dalam konteks Ketum Dewan Pembina Muslimat NU.
"Meskipun Sholeh dan saya sama-sama pernah membantu Kiai Saiful di Singoputih Pandaan. Apabila berkelanjutan ini sangat membahayakan," katanya.
Karena itu, lanjutnya, dirinya harus mengambil sikap.
Baca Juga : Eks Aktivis PRD: Gubernur Khofifah Lahir dari Proses Demokrasi yang Sah
"Sholeh lupa bila Ibu Khofifah ini adalah Ketum Dewan Pembina Muslimat NU. Jadi ketika menghina, melecehkan dengan cercaan itu berarti dia telah menghina dan mencerca islam. Apalagi, Bu Khofifah Ketum Dewan Pembina Muslimat," tegasnya.
Gubernur Khofifah, lanjutnya, merupakan representasi pemerintah pusat di wilayah Jatim.
"Ibu Khofifah ini perwakilannya Pak Prabowo di Jatim. Jadi apa yang dilakukan Sholeh itu merupakan bentuk melecehkan negara," tambahnya.
Kiai Asep menyebut rencana aksi tersebut telah mengadu domba masyarakat. Di mana sejumlah tuntutannya belum terbukti secara jelas.
"Ini harus disikapi serius, karena ini bunga api. Padamkan sebelum membara. Langkah saya meminta seluruh pengurus JKSN saja se Jatim nggak usah se Indonesia. Se Jatim saja dan seluruh Pergunu seluruh kabupaten/kota di Jatim yang kemarin mengusung Pak Prabowo dengan JKSN-nya untuk menyelamatkan terinjak-injaknya Islam dan Indonesia. Dua hal yang mendasar meminta setiap cabang di Jatim menyelenggarakan majelis untuk membacakan hizin nashor 11 kali, alam taro 300 kali setiap malam setelah diawali salat hajat," pungkasnya.
Rencananya, JKSN akan mendatangi Kapolda Jatim, Kapolrestabes Surabaya agar tidak memberi ijin aksi 3 September mendatang.
"Jika aksi ini tetap berlanjut, Kami akan datangkan massa dua kali lipat. Surat ini akan kami tembuskan sampai presiden, dan besok pagi akan bergerak," tegasnya.
Ketum Pergunu ini menegaskan pihaknya akan menghadapi aksi 3 September dengan cara damai. Tapi jika massa aksi nantinya anarkis, pihaknya tidak gentar.
"Mohon maaf ini akan kita hadapi dengan cara damai. Tapi kalau mereka melakukan kekerasan fisik, kami juga lawan. Walau saya tua, saya tersakiti melihat gerakan provokasi ini. Bagi saya Islam sedang terlecehkan, Indonesia terlecehkan oleh Sholeh cs. Meninggal menghadapi Sholeh itu mati sahid karena membela agama dan Indonesia. Saya akan turun walau sudah tua untuk menyelamatkan kehormatan Islam karena Khofifah representasi ketum Dewan Pembina Muslimat," pungkasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi