PAMEKASAN - Di tengah maraknya kasus pagar laut di berbagai daerah di Indonesia, fenomena serupa juga terjadi di Kabupaten Pamekasan, Madura. Sebuah pagar laut muncul di perairan Dusun Duko, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pagar laut yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 150 meter ini terbuat dari bambu yang tertancap ke dasar laut. Kemunculannya tidak hanya mengejutkan masyarakat, tetapi juga dikaitkan dengan dugaan pengrusakan mangrove di kawasan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap ekosistem pesisir serta potensi konflik antara berbagai pihak terkait.
Penjabat (PJ) Bupati Pamekasan, Masrukin, menyatakan bahwa persoalan ini bukanlah hal baru. Menurutnya, konflik tersebut sudah berlangsung lama dan berawal dari perselisihan antara nelayan dan pengusaha terkait lahan di kawasan tersebut, bukan semata-mata karena istilah “pagar laut” yang kini ramai diperbincangkan.
Masrukin juga menjelaskan bahwa pihaknya berupaya untuk menjaga agar konflik tersebut tidak semakin memanas hingga berujung kekerasan.
“Pemkab kan tidak ada kewenangan untuk mengomentari status tanah. Jadi kita itu bagaimana situasi kondisi masyarakat yang berselisih itu tidak sampai kres,” ujar Masrukin.
Hingga saat ini, pagar laut di perairan Dusun Duko, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, masih berdiri tegak dan berjejer rapi. Pemerintah daerah terus melakukan koordinasi untuk mencari solusi terbaik guna mencegah konflik lebih lanjut serta menjaga stabilitas di kawasan tersebut.
Kasus pagar laut ini menjadi perhatian publik, terutama terkait dampaknya terhadap ekosistem dan kehidupan nelayan setempat. Diharapkan, upaya mediasi yang dilakukan dapat menghasilkan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak tanpa merugikan lingkungan sekitar. (Alfi Damayanti)
Editor : M Fakhrurrozi