NGAWI - Komisi II DPRD Kabupaten Ngawi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SDN Dempel 1, setelah diketahui bahwa sekolah tersebut hanya mendapatkan satu siswa baru pada tahun ajaran 2024/2025. Kondisi ini dinilai memprihatinkan dan menjadi perhatian serius kalangan legislatif.
Anggota Komisi II DPRD Ngawi, Sojo, menyebut persoalan sepinya peminat di sekolah negeri tidak hanya terjadi di Ngawi, tetapi juga di sejumlah daerah lain. Namun demikian, pihaknya meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan lebih inovatif agar sekolah negeri kembali diminati oleh masyarakat.
“SDN Dempel 1 ini berada di wilayah perbatasan dengan Desa Kerso. Banyak anak dari wilayah sekitar justru memilih bersekolah ke desa tetangga. Selain itu, jumlah anak usia masuk SD di lingkungan sekitar juga minim,” jelas Sojo.
Ironisnya, pada tahun ajaran sebelumnya (2023), SDN Dempel 1 bahkan tidak mendapatkan satu pun peserta didik baru. Selain karena faktor demografi dan lokasi, keberadaan sekolah swasta dan madrasah di sekitarnya juga menjadi tantangan tersendiri dalam menarik minat orang tua.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, Sumarsono, mengatakan pihaknya akan mengambil langkah strategis dengan merintis pendirian Taman Kanak-Kanak (TK) di sekitar SDN Dempel 1. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan jalur pendidikan berkelanjutan dari TK ke SD di wilayah tersebut.
“Selama ini di daerah tersebut hanya ada Kelompok Bermain. Orang tua terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka ke desa lain. Kami siap mendukung proses pendirian TK agar akses pendidikan dasar lebih merata,” ungkap Sumarsono.
Fenomena minimnya siswa baru di sejumlah SD negeri menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Ngawi, khususnya dalam menyusun kebijakan pendidikan yang responsif terhadap tantangan demografi, lokasi geografis, serta persaingan antar-lembaga pendidikan.
Editor : JTV Madiun