PROBOLINGGO - Tawuran antar pemuda di Kota Probolinggo kembali terjadi. Pada Sabtu malam (8/4/23), tawuran antar pemuda pecah disekitar Simpang Lima, Kelurahan/ Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Akibat peristiwa tersebut satu korban yang diketahui bernama Agus Wahyudi (23), warga Dusun Kramat, Desa Ambulu, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Korban kritis setelah wajahnya dihantam batu oleh kelompok pemuda lain.
Beruntung korban berhasil diselamatkan anggota Satuan Samapta Polres Probolinggo Kota yang cepat datang ke lokasi tawuran. Selanjutnya, patugas mengevakuasi korban ke IGD RSUD Dr. Moh Saleh, Kota Probolinggo.
"Usai berhasil mengevakuasi korban ke rumah sakit, kita langsung membubarkan dua kelompok yang berseteru, "ujar Kasat Samapta Polres Probolinggo Kota, AKP Ardhi Bita Kumala.
Korban mengalami luka serius pada bagian kepala hingga membuat tim medis berjuang keras menyelamatkan korban.
"Wajahnya dihantam batu, pelaku sudah kita deteksi, tim sudah menyebar mencari siapa saja pelakunya, "ulasnya.
Petugas selanjutnya memintai keterangan sejumlah saksi di TKP, hasilnya pemicu tawuran hanya masalah sepele.
"Pemicunya hanya masalah bleyer-bleyeran knalpot brong dari kelompok korban, selanjutnya kelompok pemuda lain tidak terima hingga akhirnya tawuran pecah, "tambahnya.
Tawuran tersebut selain menggunakan tangan kosong, juga saling lempar batu. Naasnya korban tertinggal dari teman-temannya hingga akhirnya menjadi bulan-bulanan massa.
"Minuman keras juga memicu terjadinya tawuran, kita langsung bergerak mencari siapa saja pelakunya, "tegasnya.
Selang satu jam kemudian, polisi berhasil mengamankan empat pemuda terduga pelaku penganiayaan.
"Kita amankan, dan nantinya akan diinterogasi peran masing-masing menganiaya korban, jika terbukati statusnya dinaikkan menjadi tersangka, nanti biar reskrim yang menangani, "cetusnya.
Petugas menghimbau agar para orang tua selalu mengawasi anak-anak dalam bergaul.
"Kami himbau agar para orang tua meminta kepada anak-anaknya untuk pulang tidak lebih dari pukul 8 malam, agar peristiwa serupa kembali terjadi. "Tandasnya.
Reporter: Farid Fahlevi
Editor : Vita Ningrum