Event tahunan festival rujak ulek Surabaya tuai kritikan warganet, hal ini lantaran adanya pagar pembatas yang melarang masyarakat umum turut serta dalam kemeriahan festival tersebut. Bahkan warganet menilai festival rujak ulek hanya untuk kalangan pejabat, karena masyarakat tidak bisa mencicipi rujak secara langsung, meski telah menunggu sejak sore.
Festival rujak ulek yang digelar pemerintah Kota Surabaya sebagai rangkaian ulang tahun Kota Surabaya yang ke 730, tuai kritikan warga. Dalam sejumlah akun media sosial tidak sedikit warganet menyerang akun intagram pribadi milik Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang menyangkan adanya batasan bagi warga dalam ikut meramaikan festival rujak uleg.
Tak hanya membanjiri kolom komentar akun media sosial Walikota Surabaya, namun sejumlah akun sosial media turut mengupload dengan caption kritikan pedas akan festival tersebut. Seperti video yang diunggah akun intagram @lovesurabaya yang memperlihatkan suasana crowded di luar area festival rujak ulek, dengan pagar pembatas dan penjagaan ketat petugas.
Menyikapi kritikan tersebut, pemkot surabaya melalui dinas kominfo tak menepis adanya pagar pembatas di area festival rujak ulek. Kepala Dinas Kominfo, Muhammad Fikser menegaskan pagar pembatas tersebut diberlakukan untuk proses sterilisasi area selama proses perlombaan mengingat festival rujak ulek merupakan ajang lomba, membuat rujak ulek dengan karakteristik masing masing peserta sampai nantinya dilakukan penjurian untuk menentukan pemenang.
“sebenarnya pagar pembatas itu untuk lomba, biar juri bisa tenang dalam melakukan penilaian”. pungkasnya.
Diketahui, festival rujak ulek yang digelar sabtu kemarin (6/5/23) menjadi ajang tahunan di moment ulang tahun surabaya. dalam festival tersebut turut dihadiri staf ahli kemenpar, gubernur jawa timur yang turut serta mengulek rujak bersama walikota surabaya.
Reporter : Atiqoh Hasan