SURABAYA - Setelah menutup 2023 dengan menghadirkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) berteknologi 3T (3-Tesla) dan dilengkapi teknologi Artificial Intellegence (AI) untuk kali pertama di Indonesia bagian timur, National Hospital kembali berinovasi.
Inovasi National Hospital kali ini berkaitan tentang energi hijau dan sebagai bentuk komitmen National Hospital terhadap menjaga lingkungan untuk masa akan datang.
Inovasi yang diluncurkan National Hospital itu yakni stasiun pengisian mobil listrik atau EVCS (Electric Vehicle Charging Station). EVCS tersebut merupakan hasil kolaborasi antara National Hospital bersama Utomo+.
CIO National Hospital Alexander Ang mengatakan, EVCS ini menjadi bentuk komitmennya untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan bersama masyarakat serta pemerintah. EVCS yang dihadirkan pun dilengkapi dengan fitur modern dan canggih.
“Jadi, pasien yang sedang berobat di National Hospital ini bisa disambi dengan mengisi mobil listriknya di EVCS kami,” terangnya.
Selain itu, lanjut Alexander, kehadiran SPKLU pertama di rumah sakit Indonesia tersebut untuk membantu menurunkan pencemaran udara akibat emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Berdasarkan data yang dihimpun, pada tahun lalu, dilaporkan 174.222 orang Surabaya terpapar infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Diketahui jika ISPA berkaitan dengan kondisi gangguan pernapasan akibat polusi udara. Menurut data, indeks standar pencemaran udara atau ISPU di beberapa kota besar tidak cukup sehat.
“Karena itu, kami juga ingin berpartisipasi dalam menciptakan udara yang lebih sehat dengan menghadirkan SPKLU di National Hospital,” tambah Alexander.
Sementara itu, CEO National Hospital Ang Hoey Tiong mengungkapkan, sejak kali pertama dibangun, National Hospital berupaya untuk menciptakan energi hijau. Salah satunya dengan membangun gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi.
“Kami siap mendukung untuk Indonesia bebas emisi gas pada 2060. Untuk menuju langkah besar, maka perlu untuk membuat langkah kecil. Ini sebagai langkah kecil kami untuk Indonesia lebih baik di masa akan datang,” jelasnya.
Ang Hoey Tiong menyebutkan, operasional National Hospital memakai mesin pendingin dengan sistem VRV generasi III. Dengan mesin pendingin tersebut, National Hospital mampu menghemat energi listrik sebesar 242.220 KW/ tahun.
“Dengan jumlah penghematan itu bisa menjalankan kereta api listrik melaju dari kota Surabaya menuju Jakarta sebanyak 28 kali, kereta api listrik halfway stockholm,” tambahnya.
Selain pendingin ruangan, Ang Hoey Tiong menambahkan bahwa penghematan energi juga dilakukan melalui pencahayaan. Dia mengungkapkan, penggunaan sunegergy glass jika dikonversi ke energi listrik bisa menghidupkan AC rumah selama satu tahun sebanyak 86 rumah.
“Kami memasang teknologi artificial intelligence untuk AC juga di gedung. Jadi, bisa lebih efisien dalam penghematan energi. Suhu AC menyesuaikan kondisi yang ada di dalam gedung,” tambahnya.
Arsitek khusus dihadirkan dari Singapura untuk menciptakan bangunan National Hospital dengan 10 lantai. Dari sisi desain, bangunan National Hospital didominasi kaca yang membujur dari timur ke barat. Sehingga, cahaya yang masuk ke gedung dari arah utara dan selatan tak menatap langsung. Kemudian penggunaan listrik hingga peralatan seperti komputer hingga AC pun dibuat ramah lingkungan.
Di tempat yang sama, Anthony Utomo selaku Managing Director Utomo Charge+ menuturkan, untuk EVCS yang disediakan termasuk Fast Charger dan mampu mengisi daya cepat mulai dari 20 menit. Utomo Charge+ mengapresiasi kesadaran beralih ke kendaraan listrik dengan melengkapi infrastruktur Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Sebagai provider SPKLU dengan jaringan terbesar se-Asia Tenggara. Anda pun dengan mudah #ChargingEVerywhere hanya dengan satu aplikasi Charge+ yang terintegrasi,” ucapnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi