KOTA MALANG - Pertarungan sengit mewarnai babak final basket Porprov Jatim 2025 antara tuan rumah Kota Malang melawan rival abadi, Kota Surabaya. Sayang, Malang harus menelan pil pahit kekalahan di kedua laga putra dan putri di GOR Bima Sakti, Senin malam.
Laga putri berlangsung dramatis. Sempat tertinggal, Malang bangkit di kuarter keempat dan nyaris membalikkan keadaan. Sayang, usaha mereka kandas di detik-detik akhir. Skor 53-56 menjadi bukti betapa ketatnya pertarungan ini. "Kami sempat punya harapan, tapi Surabaya terlalu kuat di menit-menit krusial," ujar salah satu suporter.
Nasib lebih buruk dialami tim putra Malang yang tak berkutik di bawah gempuran Surabaya. Dengan skor telak 38-72, Malang takluk tanpa perlawanan berarti. Surabaya menunjukkan kelasnya sebagai raja basket Jatim, sementara Malang pulang dengan luka di kandang sendiri.
Hessy Hasniah Tamim, Ketua Perbasi Kota Malang, mencoba melihat sisi positif. "Kami bersyukur semua pemain sehat dan sudah berjuang maksimal. Ini bukan kegagalan, tapi pelajaran," ujarnya.
Hebatnya, meski gagal raih emas, antusiasme suporter Malang memecahkan rekor. Hessy mengakui, "Di Gresik, Jember, atau Sidoarjo, tak seramai ini. Hanya Malang yang bisa ciptakan atmosfer luar biasa".
Kekalahan ini terasa pedih, terutama karena Malang bermain di depan ribuan suporter yang terus meneriakkan dukungan. Namun, Surabaya membuktikan diri sebagai tim yang tak tergoyahkan.
Kini, perjalanan Porprov IX Jatim 2025 berakhir. Untuk Kota Malang, medali perak mungkin tak cukup, tapi semangat "home crowd"-nya adalah kemenangan sejati. Surabaya? Mereka pulang dengan dua emas, dan status sebagai penguasa baru basket Jatim. (Lee)
Editor : JTV Malang