SURABAYA - Pemanfaatan bendungan Boreng yang berlokasi di Kelurahan Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang terus dimaksimalkan. Setelah diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 6 Maret 2025 yang lalu, kini Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang sedang berupaya melakukan percepatan untuk pembersihan saluran di sekitar bendungan Boreng.
Saluran yang dimaksud adalah saluran penghubung antara Bendungan Boreng dengan area persawahan yang ada di tiga desa, yaitu Desa Boreng, Desa Blukon dan Kelurahan Rogotrunan. Pembersihan saluran sedang dikebut agar bisa segera maksimalkan mengalirkan aliran air dari Bendungan Boreng ke persawahan masyarakat.
Kepala Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur Baju Trihaksoro menegaskan bahwa pembersihan saluran sejatinya adalah kewenangan Pemerintah Kabupaten Lumajang. Akan tetapi demi percepatan, pembersihan saluran dilakukan bersama Pemprov Jatim.
“Sesuai dengan tujuan dibangunnya, Bendungan Boreng ini adalah upaya kita untuk mengembalikan pelayanan irigasi area persawahan seluas 306 hektar yang ada di tiga desa di Lumajang,” tegas Baju, Rabu (9/4/2025).
“Nah, setelah diresmikan oleh Ibu Gubernur, Bendungan Boreng ini sudah bisa beroperasi sebenarnya. Tapi ternyata memang ada kendala, saluran irigasi ke sawah-sawah warga itu ternyata butuh dibersihkan supaya aliran dari bendungan ke sawah bisa benar-benar lancar, tak tersumbat,” imbuh Baju.
Untuk itu, langkah lanjutan yang kini dilakukan Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang adalah melaksanakan normalisasi jaringan yang sudah tujuh tahun tidak memberikan pelayanan irigasi.
Baju kemudian mendetailkan, upaya normalisasi yang tengah dilakukan meliputi normalisasi saluran dan pembersihan tanaman dalam saluran sepanjang 1.500 meter. Selain itu juga melakukan rehabilitasi pasangan saluran yang rusak, bocor ataupun jebol sepanjang 1.350 meter.
“Karena sudah sekitar 7 tahun tidak teraliri air, maka saluran-saluran ke sawah itu terbengkalai, ada yang sudah sangat dangkal, ada yang penuh tanaman liar, dan ada yang rusak-rusak ataupun jebol. Maka hal itulah yang sedang kita perbaiki dan kita kebut pengerjaannya,” tegas Baju.
Kegiatan telah diawali dengan melaksanakan survey bersama dan penelusuran jaringan. Kegiatan tersebut telah dilakukan pada tanggal 28 Maret 2025. Tim telah diterjunkan khususnya untuk mengasesmen kondisi di lapangan.
“Jika saluran semua sudah bersihkan, dinormalisasi maka Bendungan Boreng mampu mengalirkan debit sebesar 1.476 liter per detik. Dan ini sangat cukup untuk mengairi sawah masyarakat, karena pada dasarnya kebutuhan untuk mengairi 306 ha sawah yang ada di sana hanya 550,8 liter per detik,” pungkas Baju.
Sebagai informasi, renovasi Bendungan Boreng dilakukan menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 senilai Rp13,1 miliar. Tujuan renovasi DAM Boreng untuk memulihkan aliran air ke lahan pertanian di tiga desa. Sekaligus upaya memulihkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di kawasan tersebut.
Diresmikannya DAM Boreng membawa kabar baik bagi petani dan masyarakat sekitar. Sebab, sudah lebih dari 4 tahun petani tidak bisa bercocok tanam secara optimal. Penyebabnya, DAM Boreng jebol sehingga air dari Kali Asem yang merupakan sumber air daerah irigasi tidak bisa dibendung dan dialirkan melalui jaringan irigasi yang ada. (*)
Editor : M Fakhrurrozi