Darah haid atau darah menstruasi sering kali dianggap sebagai "darah kotor". Persepsi ini sering diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa penjelasan yang tepat.
Padahal sebenarnya, darah haid adalah bagian dari proses biologis normal dan alami yang terjadi pada tubuh perempuan.
Apa itu darah haid?
Menstruasi adalah suatu proses alami yang dialami oleh perempuan setiap bulan, yaitu proses keluarnya darah dari organ reproduksi.
Proses ini merupakan bagian dari siklus reproduksi yang melibatkan peluruhan lapisan dinding rahim, yang terjadi ketika sel telur tidak dibuahi setelah ovulasi. Proses inilah yang menghasilkan darah haid.
Bukan darah kotor
Istilah "darah kotor" muncul dari mitos dan kurangnya pengetahuan mengenai tubuh perempuan. Itu karena menstruasi sering dianggap sebagai hal yang tabu dan memalukan.
Dilansir dari Halodoc, secara medis, "darah kotor" adalah darah yang memiliki kadar oksigen rendah (deoxygenated blood) dan tinggi karbondioksida.
Sementara itu, darah haid adalah darah yang bersih dan mengalir dalam tubuh wanita, tanpa mengandung kotoran.
Meskipun darah haid mengandung sisa jaringan dari dinding rahim, hal ini tidak berarti bahwa darah tersebut adalah darah kotor.
Jika darah haid adalah "kotor," tentu tubuh akan mengalami infeksi atau masalah kesehatan lainnya, padahal kenyataannya tidak demikian.
Pentingnya menghapus stigma
Kesalahpahaman bahwa darah haid itu kotor melanggengkan tabu dan membatasi percakapan mengenai menstruasi.
Stigma ini berdampak pada perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia, mengurangi akses mereka terhadap pendidikan tentang kesehatan menstruasi.
Untuk mengatasi stigma ini, pendidikan menjadi langkah awal yang penting. Dengan memahami bahwa menstruasi adalah proses alami, hal ini akan membantu menghilangkan hambatan yang menghalangi orang untuk membicarakannya secara terbuka.
Kesehatan menstruasi merupakan bagian penting dari kesehatan perempuan secara keseluruhan dan harus diperlakukan dengan serius.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai proses alami tubuh wanita tanpa adanya anggapan keliru tentang darah haid.
Editor : Khasan Rochmad