TULUNGAGUNG - Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Tulungagung selama hampir sepekan terakhir berdampak signifikan terhadap aktivitas nelayan di Teluk Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki. Akibat gelombang tinggi dan angin kencang, sebagian besar nelayan memilih untuk tidak melaut demi keselamatan.
Sejak Senin (25/8), tinggi gelombang di kawasan tersebut mencapai 3 hingga 4 meter, disertai tiupan angin kencang. Kondisi ini menyebabkan hasil tangkapan ikan menurun drastis dan pasokan ikan di pasaran menjadi terbatas.
Kelangkaan pasokan berdampak langsung pada harga ikan di sejumlah pasar. Harga ikan Tongkol kecil kini tembus Rp15.000 per kilogram, Tuna Rp18.000 per kilogram, dan Ikan layur berkisar antara Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram.
Meski mayoritas nelayan memilih berhenti melaut, sebagian lainnya tetap nekat melaut demi memenuhi kebutuhan harian. Namun, keselamatan tetap menjadi pertimbangan utama, sehingga banyak nelayan lebih memilih menunggu kondisi cuaca membaik.
Baca Juga : Harga Ikan di Jember Naik 30 Persen Akibat Cuaca Buruk
Cuaca ekstrem ini bahkan sempat menyebabkan satu kapal nelayan yang tengah bersandar di Teluk Popoh hanyut hingga terdampar di Pantai Tangkilan pada Jumat lalu.
Syahbandar Pelabuhan Ikan Popoh, Arif Wahyudi, menyatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem diperkirakan baru akan mereda pada minggu pertama September. Pihaknya pun telah mengimbau seluruh nelayan untuk menunda kegiatan melaut hingga situasi di perairan kembali aman.
Namun, ada kabar baik bagi para nelayan. Memasuki Senin (1/9), cuaca mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Rencananya, sebagian besar nelayan Teluk Popoh akan kembali melaut pada Senin sore, jika kondisi benar-benar dinyatakan aman. (Agus Bondan - Beny Setiawan)
Editor : JTV Kediri