Selain identik dengan Kota Pahlawan, Surabaya dikenal memiliki klub yang sangat digandrungi yaitu Persebaya. Di balik kehebatan Persebaya, ada banyak pendukung baik yang bersifat individu maupun kelompok yang setia menemani. Salah satu kelompok pendukung Persebaya adalah Bonek Writers Forum (BWF). Kelompok ini mendukung Persebaya dengan cara menguatkan dunia literasi dan memberikan edukasi terkait sepak bola kepada suporter.
BWF yang terbentuk pada 6 Desember 2017 ini didasari atas kecintaan terhadap Persebaya yang bersifat mandiri, terbuka, respek, anti rasisme, serta tidak terikat pihak manapun.
“BWF berawal dari banyaknya keresahan banyaknya pihak yang memandang Persebaya dari sisi negatif. Selain itu, PSSI juga sempat “mematikan” Persebaya,” ucap R.N Bayu Aji, salah satu anggota BWF kepada Portaljtv.com.
Saat Persebaya dimatikan, banyak bonek menulis di media sosial untuk mencurahkan isi hati, memberikan literasi dan edukasi. Mereka juga menyampaikan kritikan agar Persebaya berproses ke arah lebih baik.
“Setelah Persebaya kembali berkompetisi, mereka yang suka menulis dikumpulkan kembali kemudian lahirlah Bonek Writes Forum,” kata dosen Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.
Para anggota BWF rutin membahas isu-isu faktual di Persebaya melalui grup Whatsapp (WA). Beranggotakan 47 orang, komunitas ini membuat buku perdananya bertajuk “Make Persebaya 92eat Again” yang berisi pemikiran beberapa anggota BWF tentang Persebaya.
Buku ini berisi tulisan-tulisan agar Persebaya bisa hebat lagi ketika sedang mengalami penurunan di awal musim terkait gaya permainannya. Mulai dari situ, BWF rajin membuat karya-karya lain. Ada tiga buku yang diterbitkan yakni Tolak Bala Sepakbola, Sepak Bola dan Kelas Pekerja, dan Stadion: Kuil Sepak Bola.
Selain buku, BWF juga menerbitkan koran digital pada 2022 dalam rangka memperingati HUT Persebaya ke-93. Tak hanya itu, karya serta kreatifitas para anggota berlanjut dengan membuat website dan media sosial untuk menampung konten-konten Persebaya berupa tulisan, infografis, hingga video.
Seperti halnya komunitas lain, anggota BWF juga mengadakan gathering. Namun intensitas pertemuannya tidak sering karena setiap anggota memiliki waktu senggang yang berbeda. Anggota BWF tak hanya berasal dari Surabaya namun juga kota-kota lain seperti Sidoarjo, Gresik, Jogja, bahkan Jakarta.
“Agar komunikasi tetap berjalan maka dimanfaatkan grup WA. Untuk pertemuan tidak ada yang dijadwalkan. Jika ingin kumpul ya kumpul. Untuk kegiatan rutin tahunan biasanya saat momen Hari Raya Idul Fitri yakni kegiatan halalbihalal,” ucapnya.
“Kebetulan pertemuan tahunan pada 2022 kemarin mengundang manajer Persebaya sekalian membahas persiapan-persiapan yang dilakukan untuk musim itu,” tambah pria yang akrab disapa Rojil itu.
BWF juga membuka kesempatan bagi Bonek yang ingin bergabung. Syarat utamanya, calon anggota harus mampu menulis seputar Persebaya.
“Untuk keberlanjutan komunitas ini, kami berharap ada penulis dari gerenasi Z bisa bergabung. Komunitas ini tidak bisa eksis jika tidak ada penulis baru,” kata Rojil.
BWF mempunyai rencana untuk memberikan sumbangsih untuk kado satu abad Persebaya. Rencananya, mereka akan membuat buku yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang isinya membahas mulai dari histori panjang Persebaya sejak awal mula berdiri, era kolonial, pasca kemerdekaan, sampai era saat ini.
BWF berharap komunitas lain, tokoh masyarakat, manajemen Persebaya, dan semua elemen ikut mendukung dengan memberikan perspektif untuk kemudian dirumuskan menjadi sebuah buku.
“Buku ini saat Persebaya berusia satu abad dapat memberikan warna terkait literasi seputar sepak bola,” pungkasnya. (Taufiq Rahman)
Editor : Iwan Iwe