Seorang bayi berusia 9 bulan mengidap penyakit langka atresia bilier. Meski sudah berobat kemana mana, namun penyakit bayi tersebut tak kunjung sembuh dan justru pembengkakan di perutnya tambah membesar .Pihak keluarga kebingungan untuk biaya pengobatan .
Memiliki buah hati lahir normal merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Berbeda dengan yang dialami oleh pasangan Rudiyanto (38) dan Lasinem (30), warga Desa Durenan Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Dua bulan paska melahirkan anak keduanya,Lasinem menemukan kejanggalan pada kondisi kesahatan buah hatinya MDS.
Sejak dua pekan terakhir kondisi bayi berusia 9 bulan tersebut , perutnya terus mengalami pembengkakan. Sempat mendapatkan pelayanan medis oleh pihak puskesmas rumah sakit daerah hingga rumah sakit provinsi, namun kondisi kesehatan MDS tak kunjung membaik .
Menurut pihak medis,bayi MDS divonis penyakit langka atresia bilier,yaitu penyakit saluran empedu langka yang hanya menyerang bayi. Saluran empedu pada hati bayi membengkak,dan tersumbat sehingga menyebabkan kerusakan hati pada bayi .
Baca Juga : PB IDI dan IDAI Mendapat Penghargaan dari BPOM RI
“Dengan kondisi lemah dan perut yang membengkak, bayi MDS hanya dirawat seadanya karena keluarga tak mampu membayar biaya pengobatan rumah sakit”.paparnya.
Sempat beredar kabar bahwasanya BPJS KIS bayi MDS hanya aktif untuk pengobatan 3 bulan saja. Pihak bidan desa mengupayakan, mengaktifkan BPJS bayi tersebut agar dapat mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal .
Saat ini pasangan Rudiyanto dan Lasinem hanya bisa pasrah merawat buah hatinya semaksimal mungkin. Besar harapan anak keduanya tersebut mendapat perhatian dari berbagai pihak,khususnya dari pemerintah sehingga mendapatkan pengobatan medis yang lebih baik .
Baca Juga : Bayi Usia 9 Bulan Idap Penyakit Atresia Bilier
Reporter : Tova Pradana