Berkat kecerdasannya, seorang anak berusia 13 tahun di Lumajang, meraih banyak perhargaan akademik matematika di level nasional. Hal tersebut berhasil diraih berkat dukungan penuh sang ibu yang membesarkannya seorang diri. Berikut kisah inspirasi Aluna Asyifa Marlian.
Seperti kata pepatah, malaikat sejati di dunia adalah seorang ibu. Hal itulah yang menggambarkan kehidupan Aluna Asyifa Marlian, warga Desa Tempeh Tengah, Tempeh, Lumajang.
Inspirasi dan semangat hidup Aluna bersumber dari sang ibu yang membesarkannya seorang diri. Ayah Aluna meninggal karena kecelakaan saat ia masih dalam kandungan.
Ibu Aluna tak pernah absen dalam setiap aktivitas yang dijalani mulai menemani belajar, menyiapkan segala kebutuhan hingga terus memberikan semangat dan motivasi.
“Semua karena dukungan orang tua dan teman-teman. Mama selalu nganterin ke tempat les, tempat lomba, terus disemangatin juga. Berusaha jadi lebih baik,” ucap Aluna.
Aluna memang dikenal anak pendiam dan pemalu. Namun di balik itu semua, Aluna telah merajai berbagai ajang kejuaraan matematika tingkat provinsi, nasional hingga internasional.
Sudah tak terhitung berapa penghargaan, medali dan piala yang berjejer di lemari sederhana milik anak yang bercita-cita jadi psikolog ini.
Deretan prestasi yang pernah diraih Aluna di antaranya, juara 1 Amatir Nasional 2021 dalam kejuaraan Yatim Mandiri, juara 3 olimpiade nasional 2022, juara 2 Thailand International Mathematical Olympiad 2018, dan masih banyak lagi.
Ibu Aluna, Nur Ahadiyah, sangat mendukung bakat anaknya dalam mata pelajaran matematika.
“Waktu di Sekolah Dasar, saya lihat kelebihannya di pelajaran matematika. Belajar tiap hari, ngitung segala macam itu ternyata mudah bagi Aluna. Jadi menurut saya, dia memang punya kelebihan di situ,” beber Nur Ahadiyah.
Siswa yang baru lulus Sekolah Dasar ini kerap mengikuti ajang perlombaan matematika sejak duduk di kelas 1, baik melalui jalur sekolah maupun mandiri.
“Pertama kali ikut lomba kelas 1. Pertama kali ikut lomba di Jakarta. Lomba yang diikutinya cukup banyak. Misal dari kampus-kampus atau lembaga. Meski dari sekolah misalnya tidak ada informasi, saya cari informasinya. Jadi teman saya ada yang punya info, saya ikut, daftar sendiri, lomba, kita berangkat sendiri meskipun itu ke luar kota,” kata Nur Ahadiyah.
Meskipun libur sekolah, Aluna tak pernah lupa terus belajar. Bahkan saat liburan Ia mengikuti kelas kursus bahasa Inggris. Berkat kepandaiannya, ia mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan tingkat SMP di Almaahira. IIBS, Malang. (Yongki Nugroho)
Editor : Iwan Iwe