JOMBANG - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Jombang menggelar aksi unjukrasa di depan kantor Pendopo Kabupaten Jombang. Aksi yang di ikuti tiga organisasi mahasiswa ini berlangsung ricuh. Kericuhan dipicu karena massa aksi dihadang saat hendak masuk ke halaman pendopo menemui Bupati Mundjidah Wahab secara langsung,
Massa terdiri dari kelompok PMII, HMI dan GMNI menggelar aksi untuk mengevakuasi lima tahun kepemimpinan bupati dan wakil bupati. Mereka menuding sembilan program kerja yang pernah di canangkan saat kampanye banyak yang belum terealisasi. “Kepemimpinan bupati sudah berada di penghujung kemarin saat tumpengan tasyarakutan menyebut 80 persen sudah terealiasasi namun fakta banyak yang belum,” ujar Rizal Abdillah korlap aksi.
Sebelum tiba di pendopo, massa aksi mengawali dari lokasi titik kumpul di Kebonrojo yang ada di Jalan KH Wahid Hasyim. Dari lokasi ini mereka menggelar longmarch sambil membentangkan poster. Sebuah mobil komando memimpin massa aksi sambil menyuarakan tuntutan.
Tiba di depan pendopo mereka dihadang barikade petugas kepolisian. Karena tidak bisa masuk, barisan mahasiswa ini memaksa masuk dengan cara menerobos barikade petugas kepolisian yang berjaga di depan pintu gerbang. Aksi pertama barikade petugas masih tetap rapat. Hingga akhirnya, kesekian kalinya aksi menerobos ini tidak berhasil.
Sampai akhirnya, saat ratusan peserta mendorong barikade polisi. Sejumlah aktifitas ditarik masuk ke ruang pendapo untuk diamankan. Aksi petugas ini memicu emosi dari para mahasiswa. Mahasiswa semakin agresif mendorong pasukan polisi hingga polisi memukul mundur.
Saat aksi pukul mundur ini sejumlah polisi tampak ikut terprovokasi. Aksi ini berbuntut panjang. Mahasiswa menyebar dan dikejar petugas. Pasukan huru hara yang menaikan motor trail masuk dan membubarkan aksi para mahasiswa. Dalam insiden ini sejumlah mahasiswa kocar kacir, sejumlah petugas kepolisian yang terjatuh nyaris menjadi sasaran emosi mahasiswa hingga akhirnya bisa ditolong laiinya. Sejumlah motor trail dibuat roboh saat mengejar para mahasiswa.
Aksi kericuhan akhirnya bisa dikendalikan oleh kedua belah pihak. Petugas dari Asisten Pemkab Purwanto dan Kepala Badan Perencanaan Daerah Nanang Praptoko menemui masa aksi. Pejabat ini menjelaskan jika bupati sedang ada kegiatan diluar sehingga tidak bisa menemui para mahasiswa.
Penjelasan kedua pejabat ini tidak membuat para mahasiswa puas. Mereka menyatakan akan kembali menggelar unjukrasa lebih besar jika dalam waktu yang ditentukan tidak segera merespon tuntutan mahasiswa. “Kami menyesalkan aksi represif petugas, setidaknya ada 10 sahabat kami yang mengalami luka ringan seperti lebam meskipun sudah dirawat dan ditangani,” katanya.
Sebelum membubarkan diri, mereka meminta agar bupati dan wakilnya menjelaskan hasil pencapaian yang katanya sudah banyak dilakukan. Karena menurut mereka fakta yang ada di lapangan banyak program yang tidak berjalan. “Diluar sana masih banyak jalan rusak, programnya banyak yang belum sesuai dengan program kerja,” pungkasnya.
Reporter : Saiful Mualimin
Editor : Vita Ningrum