SURABAYA - Ribuan massa dari "Gerakan Rakyat Surabaya dan Jatim Menggugat" kembali menggelar aksi di depan kantor DPRD Provinsi Jawa Timur, Jl. Indrapura Surabaya, Jumat (21/2/2025) siang.
Ribuan massa berasal dari eleman buruh, warga, dosen, akademisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Diantaranya ITS, PENS, PPNS, Unair, Unesa, UM Surabaya, Unitomo dan beberapa elemen kampus lainnya.
Aksi massa bertajuk Indonesia Gelap ini dimulai pukul 09.00 WIB. Begitu tiba, massa aksi langsung menggelar teatrikal. Nampak dalam aksi ini, Jinan Elvaretta, Perempuan pertama Presiden BEM ITS. Dalam aksinya, massa menyampaikan 10 tuntutan.
10 tuntutan tersbut diantaranya :
1. Alihkan anggaran Danantara untuk sektor-sektor publik
2. Sahkan RUU Perampasan Aset
3. Hentikan dwifungsi TNI-POLRI
4. Prioritaskan anggaran untuk kelompok rentan (terutama perempuan dan anak)
5. Potong anggaran TNI/POLRI
6. Kaji ulang program Makan Bergizi Gratis
7. Cabut konsesi tambang UMKM dan Ormas
8. Wujudkan Reformasi Agraria
9. Revisi UU Ciptaker
10. Tolak Reklamasi Surabaya
Aksi sempat jeda untuk menjalankan sholat Jum’at, dan dilanjutkan kembali walaupun sempat terjadi hujan deras.
Mengenakan dresscode serba hitam, ribuan massa aksi membentuk barisan dan menyampaikan pendapatnya. Berkali-kali terdengar teriakan dan hujatan tentang amburadulnya kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran kurun seratus hari pertama.
Riga Aryadi Pratama, Presiden BEM FSAD ITS 2024-2025, mengatakan bahwa Pemerintah memiliki ambisi besar tapi kurang berintegritas. Banyak kebijakan terlalu beresiko dan banyak mudhorotnya, termasiuk bagi pendidikan.
“Semoga aksi-aksi mahasiswa dan Masyarakat ini bisa didengarkan, pemerintah, agar bisa mengkaji dan membuat program yang lebih beintegirtas dan lebih terukur,” kata Riga.
Usai menyampaikan 10 tuntutan, ksi berlangsung tertib dan damai dan berakhir pukul 16.45 WIB. (*)
Editor : M Fakhrurrozi