MAKKAH - Sebanyak 6.252 jemaah haji Indonesia bergerak dari Madinah menuju Makkah pada Minggu (11/5) dalam fase pendorongan hari kedua. Keberangkatan dimulai sejak pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS) dan dilakukan secara bertahap hingga malam hari.
Jawa Pos melaporkan, seluruh jemaah singgah di Bir Ali, kawasan miqat di pinggiran Madinah, untuk mengambil niat ihram sebelum melanjutkan perjalanan darat sekitar 6–7 jam menuju Makkah. Mereka menjalankan skema Haji Tamattu’, yaitu menunaikan umrah terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah haji.
“Jadi jemaah dari Madinah, istirahat sejenak di hotel setelah perjalanan darat 5 sampai 6 jam dari Madinah. Setelah istirahat, kemudian lanjut menunaikan umrah,” jelas Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Ali Machzumi.
Jemaah yang diberangkatkan hari ini berasal dari 26 kloter dari berbagai embarkasi. Kloter terbanyak di antaranya JKS 2 (424 jemaah), JKG 4 (390 jemaah), UPG 2 (390 jemaah), BTH 2 (436 jemaah), dan KJT 2 (439 jemaah). Perjalanan mereka dikawal oleh syarikah layanan seperti Rihlat wa Manafi, Al-Bait Guests, dan Sana Mashariq.
Baca Juga : Kloter Pertama Menuju Makkah Berangkat, Proses Miqat di Bir Ali Diatur Hanya 30 Menit
Pemberangkatan dilakukan dengan sistem campuran, satu bus bisa berisi jemaah dari berbagai daerah. Setibanya di Makkah, mereka mendapat waktu istirahat antara 60 hingga 120 menit sebelum melaksanakan umrah wajib yang akan diatur oleh ketua rombongan dan sektor layanan.
“Umrah wajibnya nanti diatur berdasarkan kesiapan jamaah. Setelah perjalanan panjang, mereka beristirahat dulu,” ujar Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi.
Tahun ini, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan 205 hotel di Makkah yang tersebar di empat kawasan utama: Syisyah, Syisyah Raudhah, Jarwal, dan Misfalah. Seluruh hotel berada dalam jarak maksimal 4–5 kilometer dari Masjidil Haram, untuk memudahkan akses ibadah.
Muchlis mengingatkan jemaah untuk selalu membawa kartu identitas haji atau Nusuk, yang menjadi tanda pengenal resmi selama di Arab Saudi. Ia juga mengimbau agar jemaah membatasi aktivitas di luar ruangan, mengingat suhu di Makkah sudah mulai meningkat tajam.
“Nusuk jangan sampai tertinggal karena itu identitas jamaah selama berada di Mekah,” tegasnya.
“Jamaah juga perlu waspada terhadap kondisi cuaca yang mulai panas. Aktivitas luar ruangan sebaiknya dibatasi demi menjaga stamina,” imbuhnya.
Dengan berjalannya fase pendorongan secara masif, PPIH berharap seluruh proses ibadah berjalan lancar dan jemaah tetap dalam kondisi sehat hingga puncak haji mendatang. (Dimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan