NGANJUK - Keberadaan kandang hewan di Wahana Wisata Jolotundo di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, dikeluhkan warga sekitar. Sebanyak 120 Kepala Keluarga di Dusun Semanding mengeluhkan posisi kandang, Sabtu, (17/5/2025).
Pasalnya, posisi kandang berada di atas sumber mata air yang sehari-hari dipakai warga untuk makan dan minum. Parahnya, jika hujan tiba, kotoran hewan berpotensi mengontaminasi air yang dibuat makan minum warga.
Karena itulah, warga meminta agar kandang dipindah di bawah sumber air.
"Ya memang ada 120 Kepala Keluarga di Dusun Semanding, ada 3 RT yang air minumnya terancam terkontaminasi oleh wisata Jolotundo. Secara otomatis adanya kandang hewan dan septitank kotoran yang ada diatas mata sumber air itu pasti meresep kebawah dan sangat berpotensi mencemari sumber air," kata Listiyono warga Semanding.
Listiyono mengungkapkan warga resah jika pihak wisata Jolotundo tak segera memindah kandang itu dibawah sumber air.
"Meskipun dibuatkan pipanisasi tapi bak penampungan air sumber itu kan tidak rapat sehingga ada celah yang bisa dimasuki oleh kotoran," tegasnya.
Sementara itu, Rizka mewakili pengelola wisata Jolotundo mengatakan bila persoalan sudah diselesaikan dengan pembuatan pipanisasi air sumber yang dialirkan ke bak penampungan. Terkait memindah kandang ia masih mengaku akan melaporkan ke bagian manajemen pusat.
"Dulu memang ada komplain dari warga terkait sumber itu, namun sudah kami atasi dengan pembuatan pipanisasi dari sumber air ke bak penampungan yang ada di bawah kandang kuda kami," jelasnya.
"Kalau terkait usulan pemindahan kandang maka kami akan mengusulkan ke managemen pengelolaan wisata jolotundo dulu," paparnya saat ditemui di area wisata Jolotundo.
Sementara itu, pihak kepala desa saat ditemui di rumahnya mengaku belum berkenan dikonfirmasi dengan alasan tidak ada laporan resmi dari warga.
Sementara Ridhan, pemilik Wisata Jolotundo merespon dengan mengunggah penyataannya melalui akun tiktok pribadinya dalam sebuah video dengan durasi 01:44 menit yang di upload oleh akun tiktok miliknya @ridhan_nandari.
Dalam tayangan sebuah video tersebut isi kontennya Ridhan mengatakan bahwa ia tak perlu mengklarifikasi atas berita yang bereda itu.
“Kan yang penting kita disini sudah koordinasi dengan pihak desa dan juga pada kepala Desa, air juga sudah saya lab kan, jika terbukti ada pencemaran maka saya siap kendang saya pindah. Namun jika tidak ada bukti pencemaran maka ya harus diterima,” jelasnya.
Atas pemberitaan itu, pihak Pemkab Nganjuk melalui Wakil Bupati Nganjuk Tri Handy merespon cepat dengan melakukan sidak bersama dinas Lingkungan Hidup. Sidak untuk melihat langsung sumber air dan posisi kandang kuda milik Wisata Jolotundo.
Sidak tersebut diunggah olehakun pribadinya trhandy cahyo saputro di Alamat https://www.facebook/share/v/1CLEkcGnC/ . namun dalam unggahan itu tidak disebtkan hasil sidak dan hasil cek lab atas air sumber yang dekat dengan kendang kuda tersebut.
“Nanti LH akan sering mengecek terkait Limbah air, milik pengusaha, sehingga pengusaha nyaman warga juga aman,” tegas handy.
Kini warga berharap ada upaya dari Pemerintah untuk menyelesaikan pencemaran air dampak kotoran kandang kuda di wahana wisata Jolotundo. (*)
Editor : M Fakhrurrozi