TRENGGALEK - Tim Gabungan Jatanras Polda Jatim dan Polres Trenggalek berhasil menangkap 12 orang yang diduga terlibat dalam perusakan Polsek Watulimo.

Peran 12 tersangka bervariasi, mulai dari pelempar batu, penghasut, hingga provokator. Selain itu, satu tersangka lainnya diduga merupakan otak penggerak massa yang memimpin aksi tersebut.

Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranudikarta mengungkapkan bahwa saat ini tim gabungan masih melakukan pengembangan untuk menangkap aktor intelektual yang lebih besar.

"Penanganan kasus ini kini berada di tangan Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim," ujarnya.

Amin Tohari, Ketua Pagarnusa Trenggalek, turut mendukung upaya penegakan hukum yang dilakukan polisi dan mengecam keras aksi perusakan yang terjadi di kantor polisi tersebut.

Pagarnusa juga menegaskan bahwa aksi massa tersebut bukanlah instruksi dari organisasi, melainkan inisiatif pribadi para anggotanya. Bahkan, mayoritas massa yang hadir di Polsek Watulimo berasal dari wilayah Tulungagung.

"Secara resmi, organisasi Pagarnusa tidak ada kaitannya dengan insiden tersebut karena itu urusan pribadi masing-masing. Kami sangat mengecam dan menyayangkan tindakan tersebut. Kami tidak mengetahui agenda kejadian ini, dan ketika situasi mulai tidak kondusif, ketua kami turut serta meredam massa," kata Amin Tohari.

Sebelumnya, pada Senin malam hingga Selasa dini hari, ratusan anggota perguruan silat mendatangi Polsek Watulimo dengan tujuan menuntut pembebasan salah satu anggotanya yang terlibat dalam kasus penganiayaan.

Namun, ketika polisi menolak permintaan massa, aksi tersebut berubah menjadi brutal. Sejumlah kaca dan genting Polsek rusak dilempar batu, dan tiga anggota polisi mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Kasus ini terus berkembang, dengan pihak kepolisian berupaya menangkap pelaku lainnya yang terlibat dalam perusakan. Polisi juga mengimbau agar masyarakat dapat bekerja sama dalam menjaga situasi tetap kondusif dan mendukung penegakan hukum. (Moch Fariz)