MAGETAN - Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Magetan dalam beberapa pekan terakhir berdampak signifikan terhadap hasil panen petani.
Sejumlah komoditas sayuran mengalami penurunan produksi secara drastis, khususnya buncis. Meski demikian, petani mengaku sedikit terbantu dengan lonjakan harga bawang merah di pasaran.
Curah hujan tinggi disertai perubahan suhu yang tidak menentu membuat tanaman buncis tidak dapat tumbuh secara optimal. Akibatnya, panen buncis pada musim ini merosot tajam dibandingkan musim sebelumnya.
Jika sebelumnya buncis masih dapat dijual dengan harga sekitar Rp10.000 per kilogram, kini harganya anjlok hingga Rp4.000 per kilogram. Penurunan harga ini terjadi bersamaan dengan turunnya volume panen, sehingga semakin menekan pendapatan petani.
Salah satu petani buncis di Magetan, Anto, mengungkapkan kondisi tersebut sangat memberatkan.
“Sekarang panennya sedikit sekali, harganya juga turun jauh. Dulu masih bisa sepuluh ribu per kilo, sekarang cuma sekitar empat ribu. Jelas tidak menutup biaya perawatan,” ujarnya.
Di tengah kondisi yang sulit, petani masih sedikit terbantu oleh kenaikan harga bawang merah. Saat ini harga bawang merah di pasaran berada di kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Anto mengaku lonjakan harga tersebut cukup membantu.
“Untungnya bawang merah sedang naik. Itu yang sedikit menolong untuk menutup kerugian dari buncis,” katanya.
Meski demikian, petani tetap diliputi rasa waswas terhadap ketidakpastian cuaca. Tanaman muda dinilai sangat rentan terhadap penyakit, sementara biaya perawatan meningkat selama musim hujan.
“Kalau hujan terus, biaya obat dan perawatan jadi tambah, sementara hasil belum tentu bagus,” tambah Anto.
Para petani berharap kondisi cuaca segera membaik agar produksi sayuran dapat kembali normal. Mereka juga menginginkan adanya dukungan serta pendampingan teknis dari pemerintah, khususnya terkait perawatan tanaman di musim hujan agar kerugian tidak terus berulang.
Hingga saat ini, petani di Magetan masih berupaya mempertahankan produksi di tengah tekanan cuaca ekstrem, sambil mengandalkan komoditas yang harga jualnya masih bertahan di pasar. (Ramdhan Rio/Fadillah Putri)
Editor : M Fakhrurrozi




















