LUMAJANG - Sejumlah warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, memilih bertahan di kampung halaman meski ancaman banjir lahar susulan Gunung Semeru masih tinggi. Hingga Rabu (10/12/2025), warga mendirikan tenda darurat di area perbukitan sebagai tempat tinggal sementara sekaligus lokasi evakuasi mandiri.
Banjir lahar terjadi pada Sabtu (6/12), saat hujan deras mengguyur kawasan hulu Semeru. Material vulkanik berupa pasir, batu, dan lumpur menerjang permukiman, merusak belasan rumah, satu masjid, serta menimbun akses utama desa. Kondisi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke wilayah lebih tinggi karena permukiman tak lagi aman.
Di perbukitan, jumlah tenda darurat terus bertambah. Tenda digunakan warga untuk beristirahat pada malam hari atau ketika menerima informasi adanya ancaman banjir lahar lebih besar.
Baca Juga : Petugas Damkar Kembali Bersihkan Material Letusan Sekunder di Jalur Lumajang–Malang
Sebagian besar warga memilih tidak meninggalkan lokasi terdampak karena alasan pekerjaan dan mata pencaharian. Mereka bekerja sebagai petani atau menggantungkan hidup dari aktivitas tambang pasir di sekitar aliran sungai.
“Mata pencaharian kami di sini. Kalau dipindah ke daerah lain, nanti kesulitan cari kerja. Kebun kami ada di sini,” ujar Abdul Rohim, salah satu warga.
Pemerintah Kabupaten Lumajang sebelumnya menawarkan relokasi ke hunian tetap (huntap) di Desa Sumbermujur. Namun, sebagian besar warga Sumberlangsep menolak karena alasan kedekatan dengan lahan garapan dan sumber ekonomi mereka.
Baca Juga : Sekolah Disapu Erupsi Semeru, 94 Siswa SD Numpang Belajar Ke Sekolah Lain
Warga berharap aktivitas Gunung Semeru kembali normal dan cuaca lebih bersahabat agar mereka bisa menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa dihantui potensi banjir lahar susulan. (*)
Editor : A. Ramadhan




















