Osteoartritis
Osteoartritis atau nyeri lutut banyak dialami oleh penduduk pada usia emas atau lanjut usia. Osteoarthritis adalah subtipe artritis paling umum yang ditandai dengan nyeri sendi dan kekakuan (McAlindon et al., 2014; Bruyère et al., 2019). Lutut menjadi lokasi paling sering mengalami osteoartritis dan mempengaruhi lebih dari 250 juta orang di seluruh dunia (Bruyère et al., 2019).
Osteoartritis (OA) ditandai dengan radang sendi dan otot di sekitarnya yang ditandai dengan degenerasi tulang rawan kronis dan progresif, formasi osteofit, sklerosis subkondral, lesi sumsum tulang, hipertrofi tulang di tepinya, dan perubahan pada membran sinovial. OA dapat menyerang sendi mana pun di tubuh, tetapi lebih umum menyerang lutut, pinggul, lengan, dan kaki. Delapan puluh persen pasien OA mengalami keterbatasan gerakan pada tingkat tertentu, dan 25% tidak dapat melakukan aktivitas utama sehari-hari (Lourido et al., 2014).
Penuaan merupakan faktor penyebab utama OA. Meskipun banyak faktor lain yang juga terlibat, seperti cedera atau trauma, olahraga yang berlebihan ataupun kurang, kebiasaan makan, obesitas, ketidaksejajaran sendi (misalnya deformitas varus atau valgus), predisposisi genetik, infeksi, dll. (Abramson dan Attur, 2009; van Meurs, 2017).
Epidemiologi
Insidensi OA lutut di Indonesia 240 per 100.000 orang/tahun. Prevalensi OA di Indonesia meningkat seiring dengan usia.Prevalensi OA pada individu berusia < 40 tahun sebesar 5 %, pada usia 40 – 60 tahun sebesar 30%, dan pada usia >60 tahun sebesar 65% (Haryadi R.D., 2021).
Patofisiologi
Sendi lutut yang sehat ditunjukkan pada gambar ditandai dengan sendi tulang rawan sehat dan mulus, lapisan synovial normal, meniscus utuh, tulang subchondral normal.
Adapun sendi lutut yang mengalami OA muncul formasi osteophytes, degradasi pada tulang rawan artikular, peradangan pada lapisan synovial (synovitis), degradasi meniscal, tulang subchondral berubah bentuk dan sclerosis, serta hilangnya masa dan kekuatan otot (sarcopenia). (Rios JL dkk, 2022)
Individu perlu mewaspadai OA saat merasakan nyeri lutut pada
- Usia lebih dari 50 tahun
- Kaku sendi di pagi hari selama <30 menit
- Adanya bunyi atau krepitus sendi
- Nyeri tekan
- Pembesaran sendi lutut,
- Tidak teraba hangat.
Adapun faktor risiko Osteoarthritis adalah
- Keturunan
- Jenis kelamin
- Usia
- Obesitas
Diagnosis
Diagnosis Osteoarthritis dinilai berdasarkan skala Kellgreen-Lawrence (KL). Grade OA mulai grade 1, 2, 3, dan 4 sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Klasifikasi Kellgren-Lawrence
Tingkat 0 : Normal, tidak ada gambaran OA pada radiologi
Tingkat 1 : Osteofit sangat kecil, permukaan sendi normal
Tingkat 2 : Minimal, Osteofit ruang sendit tidak terganggu
Tingkat 3 : Moderat, Osteofit sedang pada beberapa tempat tampak sklerosis subkondral
Tingkat 4 : Berat, Osteofit besar, permukaan sendi menyempit dan tampak sclerosis subkondral
Tata Laksana Osteoarthritis
Pengobatan diarahkan untuk memperlambat kerusakan dan menghilangkan rasa nyeri sehingga pasien dapat tetap aktif. Prinsip penanganan OA adalah mengurangi beban sendi pada lutut, memperkuat otot sekitar lutut, dan memberi nutrisi lutut.
1. Tanpa Obat
Tata laksana Osteoarthritis tanpa menggunakan obat pada dasarnya dengan melakukan diet dan olahraga. Efek pengurangan berat badan berbanding lurus dengan pengurangan nyeri lutut. Pengurangan nyeri terlihat setelah enam bulan menjalani program penurunan berat badan dan terus stabil sampai 18 bulan.
a. Program penurunan berat badan (Level of Evidence I)
Apabila berat badan berlebih (BMI > 25), program diet menurunkan minimal 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5 - 25. Studi Framingham menunjukkan wanita yang turun berat badan setidaknya 5 kg mengalami penurunan risiko terkena OA lutut simtomatik sebesar 50%. (Stratford PW dan Daniel LR, 2014)
Body Mass Index (BMI) adalah indeks sederhana dari berat badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. BMI dihitung dengan membagi berat badan dalam kg dengan tinggi badan kuadrat dalam meter.
Cara perhitungan BMI :
BMI = Berat Badan (kg) : (Tinggi Badan)2 (m)
Kategori indeks masa tubuh
- Kekurangan berat badan : <18,5
- Normal/ideal : 18,5 – 25,0
- Kelebihan Berat Badan : >25,0 – 29,9
- Kegemukan/Obesitas : >30,0
b. Program latihan aerobik (Level of Evidence I)
Program latihan aerobik untuk OA dilakukan dengan olahraga low impact aerobic fitness. Latihan ini dilakukan dengan menggunakan treadmill, jalan kaki, ataupun sepeda statis.
c. Brace tibiofemoral , Brace patellofemoral (Level of evidence: II) Alat penyokong (brace) tulang kaki dan tempurung lutut bisa digunakan. Apabila memiliki masalah pada tulang paha atas dan bawah (Tibiofemoral) menggunakan alat yang meredistribusikan tekanan dari bagian yang sakit ke bagian yang sehat, yaitu uni-compartement offloader.
Apabila mengalami masalah pada lapisan tempurung lutut (Patellofemoral), digunakan alat penyokong (brace) yang dapat mengurangi tekanan pada lutut, dapat menggunakan tri-compartment offloader.
d. Alat Bantu (Level of evidence: II)
Alat bantu yang dapatdigunakan adalah tongkat penyangga .
e. Latihan Otot
Latihan otot dilakukan untuk memperkuat otot sekitar lutut dan persendian. Latihan otot yang dapat dilakukan yaitu
1) Quad set
Quad set dilakukan dengan duduk posisi kaki dengan sendi yang sakit diluruskan dan disangga dengan gulungan handuk, kaki yang sehat ditekuk sejajar. Angkat telapak kaki yang sakit perlahan dan rasakan pergerakan otot dari bagian paha atas dengan meletakkan tangan. Tahan selama 10 detik. Lakukan sebanyak 2 set x 10 repetisi dengan 3 detik isometric. Latihan ini dapat dilakukan secara rutin dua kali sehari, lima hari seminggu. 2) Straight Leg Rise (SLR)
SLR dilakukan pada posisi tidur telentang, salah satu kaki lurus , satu kaki lainnya ditekuk sejajar. Angkat kaki yang lurus perlahan sampai sejajar dengan kaki yang ditekuk dan pantat terangkat. Lakukan 2 kali 10 repetisi dengan 3 detik isometrik.
3) Seated Knee Extension Seated knee extension dilakukan sambil duduk di kursi. Duduklah dengan posisi nyaman, angkat salah satu kaki, tegangkan otot di sekitar sendi lutut. Lakukan 3 set x 6 repetisi, 3 kali setiap hari.
4) Sit to stand
Sit to stand dimulai dengan posisi duduk pada kursi. Duduklah di sisi tepi dalam posisi tegak 90 derajat, pegang kedua lutut angkat kedua lengan ke arah depan setinggi bahu, pelan-pelan berdirilah dengan posisi tangan tetap terangkat, Gerakan ini melatih otot pantat dan core. Perlahan kembali ke posisi duduk.
Jika kesulitan melakukan Gerakan pertama, alternatif latihan ini dengan berdiri di belakang kursi, dengan memegang sandaran kursi lakukan squat dengan sudut kira kira 45 derajat, perlahan tetap berpegangan di sandaran kursi untuk menjaga keseimbangan. Lakukan 2 set diulang 10 kali , dua kali sehari, 5 kali dalam satu minggu
2. Dengan obat Obat bisa berupa tablet yang diminum atau berupa injeksi intraartikular. Injeksi ini juga bisa dilakukan untuk mengambil cairan. Dokter biasanya akan mulai memberikan obat pereda nyeri yang paling aman, seperti parasetamol.
Jika nyeri masih dikeluhkan, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), baik dalam bentuk oles (Krim/Gel) maupun tablet minum, untuk mengurangi radang dan bengkak di sendi lutut. Untuk kasus yang lebih berat, suntikan dapat menjadi pilihan efektif untuk meredakan nyeri. Suntik lutut bisa dipertimbangkan bila ada: nyeri hebat yang sulit dikendalikan atau gagal mengendalikan nyeri dengan obat minum.
3. Pembedahan
Tindakan pembedahan yang paling umum dilakukan adalah operasi penggantian sendi. Dalam prosedur operasi ini, dokter akan mengganti permukaan sendi lutut yang telah rusak dengan sendi buatan (prosetesis). Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa sakit, memperbaiki fungsi gerak sehingga pasien dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.
Pencegahan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, Pencegahan dapat dilakukan berupa :
- Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada lutut
- Latihan teratur untuk memperkuat otot dan tingkatkan fleksibilitas
- Postur baik dengan menjaga keseimbangan dan menghindari tekanan lutut berlebihan
- Hindari cidera dengan menggunakan pelindung saat olahraga
- Asupan nutrisi sehat antara lain makanan sumber kalsium dan vitamin yang bermanfaat menjaga tulang yang kuat.
Osteoartritis memang tidak dapat disembuhkan total, namun bukan berarti kita harus menyerah pada rasa nyeri. Dengan memahami berbagai pilihan terapi di atas, anda dapat mengelola gejalanya secara efektif. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dalam upaya menyusun rencana penanganan yang paling tepat sesuai kondisi anda. Mengambil Langkah proaktif adalah kunci untuk tetap beraktivitas dengan nyaman dan menjaga kualitas hidup anda.
Referensi:
Arden NK, Akermark C, Andersson M, Todman MG, Altman RD. A randomized saline-controlled trial of NASHA hyaluronic acid for knee osteoarthritis. Curr Med Res Opin 2014;30(2):279–86. https://doi.org/10.1185/03007995.2013.855631.
Bruyere O, Cooper C, Pelletier JP, Branco J, Brandi ML, Guillemin F, et al. An algorithm recommendation for the management of knee osteoarthritis in Europe and internationally: a report from a task force of the European Society for Clinical and Economic Aspects of Osteoporosis and Osteoarthritis (ESCEO). Semin Arthritis Rheum 2014;44(3):253–63. https://doi.org/10.1016/j.semarthrit.2014.05.014.
Corrigendum to ‘2014 OARSI Guidelines for the Non-Surgical Management of Knee Osteoarthritis’ [Osteoarthritis and Cartilage 22 (2014) 363–388]
Cui, Aiyong., et.all., Global, regional prevalence, incidence and risk factors of knee osteoarthritis in population-based studies. EClinicalMedicine. 2020 Nov 26:29-30:100587.doi: 10.1016/j.eclinm.2020.100587.
Haryadi, Ratna Darjanti dan Muhammad Siddik1. The Risk Factors Effect of Knee Osteoarthritis Towards Postural Lateral Sway. (2020). Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 14(2), 1787-1792. https://doi.org/10.37506/ijfmt.v14i2.3196
Jordan KM, Arden NK, Doherty M, Bannwarth B, Bijlsma JWJ, Dieppe P, et al. EULAR Recommendations 2003: an evidence based approach to the management of knee osteoarthritis: report of a Task Force of the Standing Committee for International Clinical Studies Including Therapeutic Trials (ESCISIT). Ann Rheum Dis 2003;62(12):1145–55. https://doi.org/10.1136/ard.2003.011742.
L. Lourido, V. Balboa-Barreiro, C. Ruiz-Romero, I. Rego-Pérez, M. Camacho-Encina, R. Paz-González, V. Calamia, N. Oreiro, P. Nilsson, F.J. Blanco. A clinical model including protein biomarkers predicts radiographic knee osteoarthritis: a prospective study using data from the Osteoarthritis Initiative. Osteoarthritis and Cartilage 2021, 29 (8) , 1147-1154. https://doi.org/10.1016/j.joca.2021.04.011
McAlindon TE, Bannuru RR, Sullivan MC, Arden NK, Berenbaum F, Bierma-Zeinstra SM, et al. OARSI guidelines for the non-surgical management of knee osteoarthritis. Osteoarthritis Cartil 2014;22(3):363–88. https://doi.org/10.1016/j.joca.2014.01.003.
NICE. Osteoarthritis care and management in adults: Methods, evidence and recommendations. National clinical guideline centre. London, UK: National Institute for Health and Care Excellence2014; 2014 Report No.: CG177.
Rios, Jaqueline., et.all. Macrophage-Driven Inflammation In Metabolic Osteoarthritis: Implications For Biomarker And Therapy Development. Int. J. Mol. Sci. 2023, 24(7), 6112; https://Doi.Org/10.3390/Ijms24076112
Stratford Paul W., and Daniel L. Riddle., Body Weight Changes and Corresponding Changes in Pain and Function in Person with Symptomatic Knee Osteoarthritis : A Cohort Study. Arthritis Care and Reasearch. Vol. 65 No.1., Januari 2013, pp 15 – 22. DOI.10.1002/acr.21692. 2013. American College of Rheumatology. Special Theme Article : Obesity and The Rheumatic Disease
Therapy, level 1b-. J Orthop Sports Phys Ther 2014;44(3):173–A6. Epub 22 January 2014. doi:10.2519/jospt.2014.4791