Mengenal glaukoma tidak cukup hanya dengan sepintas lalu. Gejalanya bisa sangat ringan hingga amat berat dan hampir selalu mengarah pada kebutaan. Peringatan tahunan tentang glaukoma secara global, WORLD GLAUCOMA WEEK, menjadi momentum untuk menyebarluaskan fakta tentang glaukoma yang hingga saat ini masih relevan dengan keilmuan kesehatan mata yang terbaru. Berikut 9 fakta seputar glaukoma yang harus dipahami seluruh lapisan masyarakat.
1. Merupakan Penyebab Kebutaan Permanen Terbesar di Dunia
Kebutaan permanen atau irreversibel adalah kebutaan yang prosesnya tidak dapat diputarbalikkan. Glaukoma adalah penyumbang terbesar kebutaan permanen di dunia. Berbeda dengan katarak yang dapat diatasi secara definitif, tidak demikian halnya dengan glaukoma. Hal ini terkait dengan letak problem glaukoma adalah pada saraf mata, yang hingga saat ini diketahui memiliki kemampuan regenerasi sangat rendah.
2. Dapat Mengenai Siapa Saja
Glaukoma tidak mengenal usia. Meski didominasi oleh generasi “baby boomers”, kelompok usia manapun dapat terkena glaukoma. Usia tua, penyakit sistemik, rabun jauh, rabun dekat dan riwayat glaukoma pada keluarga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya glaukoma. Kewaspadaan terhadap diri dan keluarga patutnya ditingkatkan bila terdapat beberapa faktor tersebut.
3. Glaukoma Si “Pencuri Penglihatan”
Layaknya pencuri, glaukoma datang tanpa diundang. Banyak yang tidak menyadari kondisi matanya hingga terjadi keterlambatan penanganan. Pada glaukoma yang tidak bergejala kita sulit mengetahui awal terjadinya. Maka, penanganan dan pencegahan progresivitas menjadi langkah untuk mengatasinya.
4. Tekanan Bola Mata Menjadi Faktor Risiko
Pemeriksaan tekanan bola mata terbilang cukup mudah dan bebas rasa sakit. Peningkatan tekanan bola mata dapat terjadi pada posisi kepala yang lebih rendah, mengangkat beban berat, konsumsi kafein berlebihan, pemakaian jenis obat tertentu, merokok, usia lanjut, penyakit sistemik seperti kencing manis dan tekanan darah tinggi, maupun adanya kondisi lain pada mata. Pemeriksaan tekanan bola mata rutin akan dilakukan pada mereka yang memiliki faktor risiko.
5. Glaukoma Hingga Saat Ini Belum Dapat Disembuhkan
Glaukoma dapat ditangani dan dikendalikan. Ketika sudah diketahui jenis glaukoma maka manajemen dapat dilakukan dengan terarah. Tujuan utama adalah menjaga agar tidak menuju pada kebutaan. Semakin berat kondisi glaukoma maka akan makin kompleks cara mengatasinya.
6. Glaukoma Terbagi Menjadi Beberapa Jenis
Pemeriksaan spesialistik mata akan mengungkapkan jenis glaukoma yang dialami baik itu primer maupun sekunder. Jenis glaukoma primer lebih banyak dialami mereka yang sudah di atas 60 tahun. Sebaliknya mereka di bawah 50 tahun kebanyakan terkena glaukoma sekunder, meski hal ini sangat tergantung dari hasil pemeriksaan dokter spesialis mata. Para dokter umumnya akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa pencitraan saraf mata untuk mengetahui sekaligus memantau derajat glaukoma secara berkala.
7. Penurunan Lapang Pandangan Menjadi Tanda Awal
Lapang pandangan mata manusia pada umumnya mampu menjangkau cukup luas. Namun penglihatan tepi atau perifer menjadi titik serang awal pada glaukoma stadium dini. Hal ini yang seringkali kita lewatkan. Gejala dan tanda lanjut dari glaukoma dapat berupa penglihatan halo atau menyerupai pelangi, sering menabrak ketika berjalan akibat lapang pandangan makin menyempit dan sejumlah gejala ketidaknyamanan pada mata lainnya.
8. Bersifat Herediter
Periksakan diri anda apabila sudah terdapat riwayat yang jelas adanya glaukoma dalam keluarga sedarah. Rekomendasi pemeriksaan dapat dimulai dari usia berapa saja. Tentunya, semakin bertambah usia risiko akan makin besar. Menjaga pola hidup sehat dan makanan bergizi dapat mengurangi risiko glaukoma.
9. Deteksi Dini Dapat Menyelamatkan Tajam Penglihatan
Beberapa ahli menyebutkan bahwa deteksi dini dapat dimulai sejak usia 40 tahun untuk glaukoma primer. Frekuensi pemeriksaan yang disarankan 3-4 tahun sekali untuk pemeriksaan mata. Kemudian pada usia 50 tahun maka frekuensinya dapat ditingkatkan menjadi 1-2 tahun sekali. Demikian pula saat sudah memasuki usia 60 tahun maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan 6 bulan hingga 1 tahun sekali.
Jika anda mengenal siapapun yang mungkin berisiko glaukoma, atau anda memiliki faktor risiko tersebut, maupun memiliki pertanyaan seputar glaukoma, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. Cukup banyak info yang beredar di kalangan masyarakat tentang glaukoma, maka pastikan anda mendapatkan informasi yang benar dari ahlinya. (*)